Penerapan Konsep Design and Build Bisa Kurangi Konflik Desainer dan Kontraktor

Pendekatan konsep design and build memiliki keuntungan untuk menghadirkan efisiensi pelaksanaan proyek. Pada saat yang sama juga diharapkan mampu menekan biaya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Nov 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 16:30 WIB
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra dalam Seminar Konstruksi Indonesia 2023, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra dalam Seminar Konstruksi Indonesia 2023, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra mengungkap keunggulan konsep rancang bangun atau design and build dalam pengerjaan konstruksi. Utamanya adalah menghindari konflik.

Konflik yang dimaksud oleh Arief merujuk pada perbedaan kuasa tanggung jawab baik untuk desain bangunan dan pelaksanaan konstruksi. Pasalnya, desainer dan kontraktor merupakan dua entitas yang berbeda.

"Ini tujuannya menghindari konflik antara tim desain dan konstruksi, jangan sampai design and build ini dilaksanakan nanti menemukan ternyata banyak konflik gitu ya antara desainer dan konstruksi," terangnya dalam Seminar Konstruksi Indonesia 2023, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/11/2023).

"Jadi maknanya ini kita pegang bersama ya, mengurangi konflik," tegas dia.

Dia menjelaskan, pendekatan konsep design and build memiliki keuntungan untuk menghadirkan efisiensi pelaksanaan proyek. Pada saat yang sama juga diharapkan mampu menekan biaya.

"Pendekatan ini memungkinkan pemilik proyek untuk bekerja dengan satu entitas tunggal yang bertanggung jawab untuk desain dan konstruksi dengan harapan dapat menghemat waktu dan biaya, serta mengurangi konflik antar tim desain dan konstruksi," bebernya.

Proyek yang Gunakan Konsep Design and Build

Selanjutnya, Arief memaparkan contoh proyek garapan Kementerian PUPR yang menggunakan konsep ini. Menurutnya hingga saat ini sudah semakin banyak pihak, termasuk swasta, yang menggunakan konsep moderen ini.

"Di Kementerian PUPR antara lain digunakan dalam pembangunan infrastruktur pendukung Asian Games 2018, proyek infrastruktur pendukung G20 dna pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara," paparnya.

"Seperti yang kita ketahui bersama, dalam design and build tanggung jawab perancangan dan pelaksanaan konstruksi berada pada satu oenyedia. Hal ini lah yang kemudian membedakannya dengan metode design, build and build atau kita sebut metode konvensional," sambung Arief.

 

Tantangan Penggunaan Konsep Rancang Bangun di IKN

Jokowi Groundbreaking Infrastruktur di IKN Nusantara
Presiden Jokowi melakukan groundbreaking sejumlah infrastruktur di IKN Nusantara, seperti bandara VVIP, rumah sakit, hingga sekolah. (Foto: Sekretariat Presiden)

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat sejumlah tantangan dalam pelaksanaan konsep konstruksi rancang bangun atau design and build di Ibu Kota Nusantara (IKN). Tercatat ada kendala di pengurusan izin hingga proses konstruksi yang bentrok (clash).

Konsep design and build sendiri bisa disebut sebagai upaya efisien dalam kontrak konstruksi. Pasalnya, ini hanya melibatkan satu kontrak untuk mengerjakan pembangunan. Berbeda dengan konvensional yang kontrak desain dan konstruksinya terpisah.

Kantor Presiden, kawasan Kementerian Koordinator, hingga Instalasi Pengolahan Air Limbah di IKN menjadi proyek yang menggunakan konsep design and build ini.

"Mengenai tantangan pelaksanaan design and build, adanya pengurusan izin-izin yang ini terasanya dan terasa bagi kami teman-teman di lapangan ini membutuhkan waktu yang cukup panjang," ungkap Ketua Bidang Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Satgas Pelaksanaan Pembangunan IKN, Tri Sasongko Widianto, dalam Seminar Konstruksi Indonesia 2023, di JIExpo Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Potensi Bentrok

Misalnya dalam pengurusan Komite Keselamatan Bangunan Gedung (KKBG). Selain itu, ada beberapa paket pekerjaan yang memiliki ketidakpastian yang cukup tinggi. Seperti belum adanya konsultan manajemen konstruksi (MK).

"Apabila MK nya belum terpilih bisa ditunjuk tim teknis, ini kami juga sudah melakukan di IKN, selama MK belum terpilih, tim teknis telah dibentuk," jelasnya.

Tak cuma itu, ternyata pengerjaan konstruksi di IKN juga mendapati potensi bentrok (clash). Mengingat, per pertengahan Oktober 2023, sudah ada 85 paket konstruksi di IKN.

"Kemudian, clash antar pekerjaan, ini memang clash oekerjaan ini tidak hanya oekerjaan konvensional dan design and build, karena bapak ibu bisa bayangkan kita di lapangan ada 85 paket dalam waktu yang bersamaan, sehingga kita mendapatkan clash detection, catatan terakhir minggu lalu, ini sebanyak 182 clash detection," bebernya.

 

Dicari Solusi

Mengenai kendala ini, Tri mengungkap sudah ada langkah penyelesaian. Tercatat, ada 165 potensi konstruksi yang bentrok yang sudah terpecahkan, sementara sisanya ada 17 potensi lagi yang perlu perhatian.

"Biasanya kami setiap minggu kami melakukan konsolidasi, yang belum close biasanya kami mempunyai target dan tinggal levelnya. Kalau di level lapangan tidak close, biasanya diangkat ke level Satgas," urai Tri.

"Kemudian, sinkronisasi dan integrasi timeline pelaksanaan antar paket pekerjaan konstruksi. Jadi ini tantangan-tantangan yang kami hadapi selama pelaksanaan design and build," sambung dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya