Liputan6.com, Jakarta Ekonomi Amerika Serikat tumbuh lebih kuat pada kuartal ketiga 2023, dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Hal ini menunjukkan ketahanan ekonomi AS dalam menghadapi peningkatan inflasi dan tingginya biaya pinjaman pada awal tahun ini.
Baca Juga
Melansir CNN Business, Kamis (30/11/2023) perkiraan Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa produk domestik bruto Amerika naik pada tingkat tahunan sebesar 5,2 persen dari bulan Juli hingga September, atau kuartal ketiga 2023.
Advertisement
PDB disesuaikan dengan inflasi dan perubahan musiman.
Angka terbaru yang dirilis pada hari Rabu mencerminkan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan perkiraan awal Departemen Perdagangan sebesar 4,9 persen.
Hal ini memperhitungkan investasi bisnis yang lebih besar, pengeluaran pemerintah, investasi perumahan dan pertumbuhan inventaris.
Investasi tetap non-perumahan, atau belanja bisnis AS direvisi naik ke tingkat pertumbuhan 1,3 persen pada kuartal ketiga dari penurunan 0,1 persen.
Adapun investasi residensial, yang secara umum mencerminkan kondisi pasar perumahan, direvisi jauh lebih tinggi, menjadi 6,2 persen dari 3,9 persen.
Sementara itu, belanja konsumen, mesin ekonomi utama Amerika, direvisi sedikit lebih rendah, menjadi 3,6 persen turun dari perkiraan awal sebesar 4 persen.
Namun, angka ini masih merupakan laju pertumbuhan ekonomi yang solid.
Setelah kuartal ketiga yang kuat, perekonomian AS diperkirakan akan tumbuh jauh lebih lambat pada bulan-bulan terakhir tahun ini karena berkurangnya tabungan akibat pandemi dan suku bunga yang tetap berada pada level tertinggi dalam 22 tahun.
Belanja Konsumen Kuat
Belanja konsumen juga tampaknya solid untuk saat ini, ditopang oleh penjualan musim Black Friday dan Cyber Monday yang mencapai rekor tertinggi, menurut Adobe Analytics.
Namun, belanja pada kuartal keempat diprediksi tidak akan terlalu besar.
Penjualan ritel turun pada bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, turun 0,1 persen pada bulan itu dibandingkan bulan September.
Perkiraan PDB kuartal keempat secara real-time juga mencerminkan laju pertumbuhan yang lebih lambat.
The Fed Atlanta saat ini memproyeksikan PDB kuartal keempat akan berada pada tingkat tahunan 2,1 persen.
Advertisement
Ketua The Fed Jerome Powell: Ekonomi AS Sudah Mulai Tahan Kenaikan Suku Bunga
Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell memastikan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menyeimbangkan risiko inflasi meningkat kembali versus risiko perlambatan ekonomi AS.
"Mungkin secara struktural perekonomian AS sedikit lebih tahan terhadap suku bunga," kata Jerome Powell, dikutip dari CNN Business, Jumat (10/11/2023).
Powel menunjuk pada pemilik rumah yang mengunci suku bunga hipotek sangat rendah selama pandemi, dan tidak menjual properti mereka karena kenaikan suku bunga.
Powell dan pejabat the Fed lainnya juga melihat imbal hasil obligasi yang lebih tinggi memainkan peran penting dalam mendinginkan perekonomian, karena hal ini berarti biaya pinjaman yang lebih tinggi.
"Suku bunga yang lebih tinggi ini sebenarnya berdampak pada hipotek masyarakat, biaya seluruh utang dengan suku bunga mengambang terkena dampaknya, sehingga berdampak pada perekonomian," jelas Powell.
Seperti diketahui, perekonomian AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,9 persen pada kuartal ketiga 2023, ditopang oleh belanja konsumen yang kuat.
Konsumen di Amerika berbelanja untuk konser, menonton film, dan jalan-jalan merupakan ciri kuatnya kekuatan ekonomi di musim panas.
Di sisi lain, hal ini berpotensi menyulitkan The Fed, karena permintaan yang kuat dapat mempertahankan tekanan kenaikan pada harga.
Mekanisme The Fed dalam mengatasi inflasi adalah dengan memperlambat permintaan melalui kenaikan suku bunga.
Suku bunga AS saat ini berada pada level tertinggi dalam 22 tahun terakhir dan The Fed telah memberi isyarat bahwa mereka kemungkinan akan mempertahankan kenaikan suku bunga lebih lama.
Mendinginkan perekonomian melalui suku bunga tinggi mungkin lebih sulit dibandingkan sebelumnya, kata Powell.