Liputan6.com, Jakarta - Penerbangan Lion Group pada hari Senin (04/12) masih berjalan normal untuk rute dari dan menuju Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatera Barat. Seperti diketahui, Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat meletus pada Minggu, 3 Desember 2023.
Corporate Communications Strategic of Lion Group Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, rute Lion Air yang dari dan menuju Bandara Minangkabau adalah Kualanamu, Batam, Jakarta Soekarno-Hatta, Jakarta Halim Perdanakusuma , Kuala Lumpur dan Jeddah.
Baca Juga
Menurut Danang, Lion Group telah menerima pemberitahuan resmi dari otoritas penerbangan sipil Indonesia, pengelola lalu lintas udara (AirNav Indonesia), pengelola bandar udara (Angkasa Pura II), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta pihak terkait bahwa operasional penerbangan di Bandar Udara Internasional Minangkabau tidak terdampak oleh erupsi Gunung Marapi.
Advertisement
"Lion Group terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan pembaruan terkini seiring berjalannya waktu (situasi terbaru)," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (4/12/2023).
Operasional penerbangan Lion Group akan terus mengikuti petunjuk resmi dari otoritas penerbangan sipil. Keselamatan dan keamanan penumpang tetap menjadi prioritas utama (safety first).
Lion Group akan memberikan pembaruan lebih lanjut sejalan dengan perkembangan situasi.
Gunung Marapi Meletus Hebat Tiba-Tiba, Begini Analisa PVMBG Badan Geologi
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan saat ini Gunung Marapi di Sumatera Barat masih berada pada Status level II atau Waspada.
Hal itu dikatakan oleh Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, usai Gunung Marapi erupsi (meletus) dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3 ribu meter di atas puncak atau setara 5.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) pukul 14.54 WIB.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur," ujar Hendra, Bandung, Minggu, 3 Desember 2023.
Hendra mengatakan letusan tersebut ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 4 menit 41 detik.
Adanya letusan ini, Hendra menerangkan PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, telah menerbit rekomendasi masyarakat disekitar dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 Kilometer dari kawah atau puncak.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan," kata Hendra.
Hendra mengimbau agar masyarakat setempat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Advertisement
Lontaran Batu atau Pasir
Masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isu tentang letusan Gunung Marapi dari sumber yang tidak diketahui latar belakangnya.
"Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," ucap Hendra.
Hendra menerangkan potensi ancaman bahaya Gunung Marapi dapat berupa lontaran batu atau pasir diperkirakan berada dalam radius 3 kilometer dari puncak Kawah Verbeek Gunung Marapi.
Sedangkan untuk potensi ancaman dari abu erupsi dapat menyebar yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.
"Terdapat potensi ancaman bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti C02, CO, S02, dan H2S di area kawah Gunung Marapi," ungkap Hendra.
Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi, terdapat potensi ancaman bahaya yang dibagi ke dalam tiga tingkatan.
Pertama yakni Kawasan Rawan Bencana-lll (KRB-III), adalah kawasan sumber erupsi, daerah puncak dan sekitarnya yang sangat berpotensi terlanda oleh berbagai macam hasil erupsi dalam bentuk aliran piroklastika, aliran lava, gas vulkanik beracun, jatuhan piroklastik dan Iontaran fragmen batuan (pijar).
"Kawasan ini berada pada radius sekitar 3 kilometer dari pusat erupsi," Sebut Hendra.
Potensi Awan Panas
Kedua yakni KRB-II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran Java, lahar, Iontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan ini mencakup daerah dengan radius sekitar 5 kilometer dari pusat erupsi.'
Untuk KRB-I yakni kawasan yang berpotensi terlanda lahar serta banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan lahar atau awan panas serta jatuhan piroklastik.
"Kawasan ini terletak di sepanjang daerah aliran sungai atau di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak, sedangkan kawasan yang berpotensi terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan kurang dari 2 Centimeter dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi," tukas Hendra.
Advertisement