Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan inflasi turun ke kisaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024, dari sebelumnya di kisaran 3 plus minus 1 persen pada 2023.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).
Baca Juga
"HLM TPIP menyepakati beberapa langkah strategis dan konsisten untuk menjaga inflasi untuk di tahun 2024 ini di target angka 2,5 plus minus 1 persen," kata Airlangga Hartarto.
Advertisement
Untuk mencapai target tersebut, TPIP telah menyiapkan beberapa langkah strategis. Langkah pertama, menyiapkan kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kedua, mengendalikan inflasi volatile food agar dapat terkendali di bawah 5 persen dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabe, aneka bawang.
"Kemudian juga menjaga ketersediaan pasokan dengan distribusi pangan untuk mitigasi resiko jangka pendek dan juga untuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan menjaga harga menjelang hari besar keagamaan," ujarnya.
Ketiga, memperkuat ketahanan pangan dengan mengamankan produktivitas pangan. Langkah keempat, TPIP menyediakan data yang diperlukan guna memperkuat strategi antara TPIP dan TPID.
Selain itu, TPIP juga akan melanjutkan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, serta komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.
BPS: Inflasi Indonesia Tahun 2023 Capai 2,61%
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia mencapai 2,61 secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka tersebut sama dengan inflasi secara year to date yakni sebesar 2,61 persen.
"Angka inflasi tahunan atau year on year sama dengan inflasi tahun kalender yaitu 2,61 persen," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pengumuman inflasi, Selasa (2/1/2024).
Sementara secara bulanan Desember 2023, inflasinya tercatat sebesar 0,41 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023.
Amalia menjelaskan, tingkat inflasi bulanan Desember 2023 merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.
"Penyumbang terbesar inflasi adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 1,07 persen dengan andil inflasi 0,29 persen," ujarnya.
Dari angka ini komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,06 persen, bawang merah andil 0,04 persen, tomat andil inflasi 0,03 persen, cabai rawit andil inflasi sebesar 0,02 persen, beras andil 0,02 persen, dan telur ayam ras andil 0,02 persen.
Advertisement