Tom Lembong Sebut Pemerintah Plin Plan, Bikin Indonesia Tak Dihormati

Tom Lembong menegaskan, kalau negara-negara yang berani mengambil sikap, malah bisa secata mulus mendapatkan investasi. Maka, dia mengusulkan adanya konsep hubungan berbasis nilai atau value based relationship.

oleh Arief Rahman H diperbarui 30 Jan 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2024, 14:45 WIB
Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam diskusi mengenai ekonomi Indonesia yang diselenggarakan oleh Bloomberg, di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (30/1/2024). (Arief/Liputan6.com)
Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam diskusi mengenai ekonomi Indonesia yang diselenggarakan oleh Bloomberg, di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (30/1/2024). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong kembali menyentil sikap pemerintah. Kali ini, pria yang lebih akrab dipanggil Tom Lembong menyebut pemerintah tidak berani mengambil sikap di antara negara global.

Salah satu yang disebutnya adalah karena takut investasi tidak jadi terealisasi di dalam negeri. Tom menyebut, Indonesia kerap sulit mengambil posisi karena mempertimbangkan dampaknya terhadap ekonomi nasional.

"Jadi saat ini pemerintah suka takut mengambil posisi karena mikir dulu apa dampaknya pada investasi, apa dampaknya kepada ekspor, jangan sampai kita diboikot, jangan sampai kita diblokir, atau jangan sampai investasi batal," ujar dia saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Tom menyebut setidaknya dua negara yang jadi mitra dagang Indonesia. Yakni, Amerika Serikat dan China. Diketahui, dia negara adidaya itu sama-sama saling mengunggulkan kekuatan politik dan ekonominya masing-masing.

Menurut Tom, sikap Indonesia tersebut bukan sesuatu yang tegas. Dengan demikian, posisi Indonesia malah bisa-bisa tidak dihormati.

"Tapi itu justru menurut kami membuat negara lain jadi tidak respect dengan kita karena enggak konsisten. Terancam dikit-dikit di bidang investasi atau perdagangan langsung mundur, langsung wishy washy, plin-plan ya kan," tuturnya.

Dia menegaskan, kalau negara-negara yang berani mengambil sikap, malah bisa secata mulus mendapatkan investasi. Maka, dia mengusulkan adanya konsep hubungan berbasis nilai atau value based relationship.

"Jadi hemat kami sejarah dan fakta menunjukkan bahwa negara-negara yang di-respect, yang akibat respect tersebut, kepercayaan tersebut, akhirnya menerima investasi dan juga dipercayai untuk menjadi bagian dari rantai pasok global untuk supply chain ke negara negara yang konsisten," tuturnya.

"Yang sangat jelas dan tegas, apa nilai nilai mereka, apa, mereka sekalipun mereka berseberangan itu justru dihormati daripada kita ngalah atau malah ngotot tapi dimotori oleh kepentingan sempit seperti investasi dan ekspor," sambung mantan Menteri Perdagangan itu.

Bocoran Tom Lembong

Diam-diam, Mendag Tom Lembong Rajin Bawa Kantong Plastik
Mendag Tom Lembong setiap hari rajin membawa kantong plastik di dalam tasnya. Ia meminta kantong plastik digunakan berulang kali

Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Trikasih Lembong memberikan bocoran susunan kabinet jika Calon Presiden dan Wakil Presiden, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menang kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti. Tom Lembong menyebut susunannya akan dipenuhi oleh unsur profesional.

Thomas Lembong bilang orang-orang profesional ini yang kemungkinan menjadi mayoritas dalam kabinet jika dibandingkan dengan jumlah menteri dari utusan partai politik (parpol).

"Saya berharap dan memprediksi bahwa setelah ini kita akan melihat jauh lebih banyak profesional " ujarnya dalam sebuah sesi wawancara, dikutip Jumat (26/1/2024).

Pria yang pernah menjabat Menteri Perdagangan di periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini mengatakan, susunan kabinet pada saat itu termasuk lebih banyak profesional.

Utusan Partai Masuk Kabinet

Dia pun melihat, sejumlah utusan partai yang masuk kabinet, merupakan seorang profesional.

"Sebetulnya sih pada periode pertama banyak menteri utusan parpol itu hemat sama yang paling profesional di kabinet, jadi ada menteri-menteri utusan parpol itu sangat profesional, utusan PKB, utusan golkar, itu menteri-menterinya sangat profesional," jelasnya.

"Sementara beberapa menteri yang dalam tanda kutip profesional, dalam hemat saya sangat politis, jadi ini gak ada kaitannya apakah orang parpol atau enggak, tapi (kembali pada) profesionalisme," sambung Tom Lembong.

Dia menjelaskan, aspek profesional ini menjadi pertimbangan yang serius dalam menentukan pihak-pihak yang masuk menjadi pembantu presiden.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya