PLN Dapat Hibah Rp 31 Triliun dari AS untuk Studi Interkoneksi Energi Hijau di Batas Indonesia-Malaysia

Mimpi besar ASEAN Power Grid adalah bagaimana infrastruktur ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara di Asia Tenggara.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Mar 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2024, 21:30 WIB
PLN dapat dana hibah dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA) senilai Rp 31 miliar. (Dok PLN)
PLN dapat dana hibah dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA) senilai Rp 31 miliar. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memperoleh hibah dari The United States Trade and Development Agency (USTDA) atau Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (AS) senilai USD 2 juta atau Rp 31 miliar. Kesepakatan hibah ini untuk studi kelayakan interkoneksi energi hijau lintas batas Indonesia-Malaysia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, kolaborasi dan kemitraan sangat penting untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia. Kolaborasi dengan USTDA ini pun, kata dia, sangat penting untuk memperkuat interkoneksi yang saling terhubung antarnegara ASEAN.

"Interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia dan Kalimantan-Sabah dianggap sebagai salah satu interkoneksi prioritas, mengingat dampaknya terhadap ketahanan energi regional dan percepatan upaya transisi energi," jelas Darmawan dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (8/3/2024).

Menurut Darmawan, kerja sama ini menjadi simbol kekuatan baru ASEAN yang sebelumnya terpecah-pecah, dan kini menjadi satu kesatuan. Mimpi ambisius ini, ungkapnya, hanya dapat dicapai melalui kolaborasi, seperti yang ditunjukkan dengan kemitraan PLN dan USTDA.

"Mimpi besar ASEAN Power Grid adalah bagaimana infrastruktur ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara di Asia Tenggara, meningkatkan ketahanan energi, dan di saat yang sama juga mendukung transisi ke energi yang lebih bersih. Mimpi ini hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi," imbuhnya.

Darmawan menyadari proyek interkoneksi ini bukanlah perkara mudah, ada tantangan dari sisi kebijakan negara yang berbeda-beda, teknis, dan komersial, tantangan ini dapat diatasi apabila seluruh pihak bersatu.

 

Jadi Fondasi Interkoneksi

PLN dapat dana hibah dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA) senilai Rp 31 miliar. (Dok PLN)
PLN dapat dana hibah dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA) senilai Rp 31 miliar. (Dok PLN)

Direktur USTDA Enoh T. Ebong mengatakan, kolaborasi USTDA-PLN ini diharapkan menjadi fondasi interkoneksi yang memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara dalam berbagi listrik antarnegara dan membantu menyeimbangkan antara pasokan dengan demand lokal. Pihaknya melihat, infrastruktur listrik ini juga akan memfasilitasi pembagian sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) yang berperan penting dalam meningkatkan ketahanan energi masing-masing negara dan mendorong pertumbuhan.

"Kami hadir hari ini karena Indonesia dan Malaysia memiliki perekonomian yang dinamis dan berkembang pesat. Mungkin tidak ada investasi yang lebih penting dalam hal ini selain energi yang dapat diandalkan dan bersih. USTDA sangat senang dapat kembali bermitra dengan PLN," ungkap Enoh.

Menurut dia, kemitraan dengan PLN memberikan peluang besar untuk memperluas pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia dan Malaysia. Terutama untuk menghubungkan ekosistem energi di Asia Tenggara dengan industri Amerika Serikat.

"Pengembangan infrastruktur listrik antarnegara ini akan mendukung ambisi energi terbarukan dan memajukan ekonomi Indonesia dan Malaysia serta membawa manfaat bagi negara-negara anggota ASEAN,” tambah Enoh.

 

Meningkatkan Ketahanan Energi

Sementara itu Duta Besar AS untuk ASEAN Yohannes Abraham mengapresiasi penandatanganan kerja sama pengembangan infrastruktur energi antara USTDA dan PLN tersebut. Dia mengatakan, pengembangan infrastruktur energi ini akan meningkatkan ketahanan energi dan memajukan transisi energi di ASEAN.

"Perjanjian antara USTDA dan PLN hari ini akan membantu mengembangkan interkoneksi tenaga listrik yang diperlukan untuk memperluas perdagangan listrik regional, memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan menghadirkan lebih banyak EBT di wilayah tersebut," pungkas Abraham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya