Peserta Rekrutmen KAI Berpeluang Dapat Gaji Rp 35 Juta Sebulan

Dalam rekrutmen KAI, para peserta yang terpilih bisa mendapat gaji sekitar Rp 25-35 juta per bulan

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Apr 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 07:00 WIB
KAI membuka lowongan kerja untuk program Management Trainee Tahun 2024.
Dalam rekrutmen KAI, para peserta yang terpilih bisa mendapat gaji sekitar Rp 25-35 juta per bulan. (dok: KAI)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI membuka kesempatan peserta rekrutmen Manajemen Trainee (MT) yang terpilih bisa mendapat gaji sekitar Rp 25-35 juta per bulan. Ini menghitung tingkat karir peserta yang lolos hingga mencapai jabatan tertinggi program rekrutmen KAI tersebut.

Diketahui, KAI menetapkan kriteria rekrutmen yang cukup tinggi seperti batas minimal IPK 3,5 dan nilai TOEFL minimal 500. Tak lupa, ada syarat tinggi badan minimal yang juga disematkan KAI.

EVP Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan ada kesempatan bagi pegawai yang terpilih untuk bisa mendapatkan gaji jumbo tersebut. Itu didapat untuk posisi tertinggi seperti tingkat eksekutif manajer di KAI. Gaji untuk level tersebut berkisar Rp 25 juta sampai Rp 35 juta per bulan.

"Jadi intinya gini, kita itu kan ada yang BOD, Board of Director, bawahnya (ada) BOD-1, BOD-2, ya kan, level manajerial, mid manajerial, management, kemudian di bawah baru yang operasional supervisor, paling rendah supervisor. Ya kalau range gaji saya pikir ya masih sesuai lah," jelas Agus saat ditemui di Jakarta, ditulis Selasa (22/4/2024).

Jenjang Karir

Dia mengatakan, untuk mendapatkan gaji sebesar itu, pegawai perlu mengikuti jenjang karir (career path) yang disusun. Mulanya, akan dimulai dari tingkat karyawan pada divisi-divisi yang ditentukan.

Selanjutnya, pegawai akan mengikuti serangkaian pendidikan untuk mengembangkan kompetensinya. Setelah ada peningkatan kompetensi tadi, otomatis jabatan yang diemban pun akan ikut meningkat.

"Tergantung dari path-nyaya. Nanti biasanya pertama jadi karyawan nanti pasti dia jadi pelaksana dulu kan, gak bisa dia langsung. (Perlu) pendidikan, pendidikan, pendidikan, kemudian nanti dia tergantung career path-nya tadi, apakah dia nanti langaung disebut level-nya supervisor atau diatasnya itu tergantung nanti profesi masing-masing itu yang ada," paparnya.

 

Butuh 3-5 Tahun

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI diketahui saat ini sedang membuka lowongan kerja.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI diketahui saat ini sedang membuka lowongan kerja. (https://recruitment.kai.id/)

Hitungan sederhananya, setelah diterima menjadi pegawai KAI, peserta rekrutmen MT akan membutuhkan waktu sekitar 3-5 tahun untuk adanya kenaikan jabatan hingga level eksekutif tadi.

"Maybe 3-5 tahun. Sebenarnya tergantung career path-nya ya," tegas dia.

"Top nya pasti nanti ya di eksekutif, artinya kan jenjangnya kan nanti bisa di manajerial ya minimal nanti level entry-nya kan level junior, manajer, kemudian junior manager, nanti baru manajerial, manajerial baru nanti naik di kita kan," imbuhnya.

Target Capaian hingga Jalur Akselerasi

Lebih lanjut, Agus mewanti-wanti syarat yang perlu dipenuhi oleh pegawai nantinya. Poin paling penting adalah Key Performace Indicator (KPI) yang ditetapkan oleh perusahaan.

Sebagai fasilitas juga, KAI menyediakan program akselerasi melalui talent pool yang disebut fast tracking. Di sini, pegawai yang lolos dari rekrutmen Manajemen Trainee biasanya masuk program tersebut.

"KPI pribadi itu menentukan juga ya. Dan nanti kita juga kan ada talent pool, sebenarnya kan ada talent mapping, kemudian ada talent pool, di talent pool itu nanti ada program fast tracking, nah MT ini nanti mestinya masuk program fast tracking," urainya.

Syarat penting lainnya, ketika berada di fast tracking ini, kinerja sang pegawai diatur dengan KPI yang lebih ketat. Syarat lainnya, adalah pegawai perlu memiliki inovasi terbaru yang menguntungkan.

"Fast tracking ini nanti dia kinerjanya enggak boleh kurang daripada KPI yang ditentukan, kalau dia KPI nya lebih rendah nanti dia bisa turun dari fast tracking, jadi dia gak masuk fast tracking lagi, dia hanya masuk di talent pool saja," jelas dia.

"Kalau udah fast tracking, nanti dia dimasukin ke berbagai career path yang lebih. Itu lebih cepat, kita ada akselerasi begitu. Tapi syaratnya ada, misalnya dia punya produk penelitian apa, penemuan apa, inovasi apa, itu ada fast tracking," tegas Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya