Ekspor Batu Bara RI ke India dan Bangladesh Masih Tinggi, tapi China Melandai

Asosiasi melihat tren permintaan ekspor batu bara ke India dan Bangladesh masih tinggi, meskipun dunia tengah beralih menuju transisi energi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Apr 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 15:30 WIB
Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)
Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Anggawira melihat tren permintaan ekspor batu bara ke India dan Bangladesh masih tinggi, meskipun dunia tengah beralih menuju transisi energi. Pasalnya, kedua negara masih butuh komoditas energi fisik tersebut untuk pasokan ke PLTU.

Sebaliknya, permintaan dari China yang saat ini jadi pasar ekspor utama batu bara Indonesia cenderung melandai. Pertumbuhan ekonomi yang melandai membuat permintaan batu bara dari Negeri Tirai Bambu tidak sekencang sebelumnya.

"Kalau kita lihat permintaan dari India, Bangladesh trennya masih cukup tinggi. Hanya memang kalau kontraksi pertumbuhan ekonomi di China sendiri tidak seperti sebelumnya, permintaanya landai aja," kata Anggawira di kantornya, Jakarta, dikutip Rabu (24/4/2024).

China Butuh Stok

China, kata Anggawira, tengah menyusun persediaan atau inventori stok batu bara di dalam negeri. Sehingga pihak pemerintah di sana lebih bisa mengontrol konsumsi agar tidak terlampau besar.

"Jadi mereka tarik ulur. Kalau harganya ini (tinggi) mereka simpan. Kan mereka sempet kebobolan, mereka masih mau inventori di negara mereka," ungkap dia.

Anggawira menilai, sebagian besar negara mau tidak mau memang harus berhadapan dengan pemakaian green energy yang tengah digelorakan. Meskipun di sisi lain, konflik geopolitik di Timur Tengah saat ini tidak terlalu memberikan dampak signifikan terhadap ekspor batu bara.

"Karena batu bara ini barang substitusi. Jadi ketika harga minyak dunia, harga gas mengalami tekanan atau peningkatan yang signifikan, pastinya mau enggak mau beralih ke batu bara. Tapi mungkin kalau saya lihat fluktuasinya gak seheboh kemarin ketika situasi covid," urainya.

Begitu pun China, yang memang telah mempersiapkan stok batu bara dalam negerinya guna menghadapi fluktuasi harga di pasar global.

"Di china pun mempunyai suatu strategi inventori yang cukup disiapkan. Jadi mereka punya fungsi kontrol soal harga batu bara internasional," pungkas Anggawira.

Menteri ESDM Tetapkan Harga Acuan Batu Bara dan Logam Mineral April 2024

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk April 2024. Itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 88.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu bara Acuan untuk Bulan April Tahun 2024, yang ditetapkan pada 22 April 2024.

"HBA untuk bulan April ini digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, Selasa (23/4/2024).

Dalam aturan teranyar tersebut, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR, Total Moisture 12,26 persen, total sulphur 0,66 persen, dan Ash 7,94 ditetapkan pada angka USD 121,13 per ton.

Selanjutnya, ditetapkan HBA untuk komoditas batubara I, dalam kesetaraan nilai kalor 5.300 kcal/kg GAR, Total Moisture 21,32 persen, Total Sulphur 0,75 persen, dan Ash 6,04 persen. "HBA I ditetapkan di level USD 86,93 per ton," terang Agus.

Harga Acuan untuk komoditas Batubara II dalam kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR, Total Moisture 35,73 persen, Total Sulphur 0,23 persen dan Ash 3,90 persen ditetapkan pada besaran USD 57,17 per ton.

Terakhir, Menteri ESDM juga menetapkan harga acuan untuk Batubara III, dalam kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR, Total Moisture 44,30 persen, Total Sulphur 0,24 persen dan Ash 3,88 persen pada angka USD 36,32 per ton.

"Selain penetapan HBA, dalam Keputusan Menteri tersebut juga ditetapkan Harga Mineral Logam Acuan (HMA) untuk bulan April 2024. Dalam lampiran aturan tersebut, HMA untuk komoditas nikel ditetapkan USD 17.424,52 per dmt. Selanjutnya, kobalt ditetapkan USD 28.220,00 per dmt," lanjut Agus.

Rincian Harga

Geliat Bongkar Muat Batu Bara di Tengah Larangan Ekspor
Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Kebijakan itu diambil setelah mengetahui bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) mengalami krisis pasokan batubara hingga akhir 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Adapun HMA untuk komoditas mineral logam lainnya adalah sebagai berikut:

- Timbal: USD 2.089,40 per dmt

- Seng: USD 2.433,93 per dmt

Advertisement - Alumunium: USD 2.187,05 per dmt

- Tembaga: USD 8.544,57 per dmt

- Emas sebagai mineral ikutan: USD 2.102,25 per troy ounce

- Perak sebagai mineral ikutan: USD 23,68 per troy ounce

- Ingot Timah Pb 300: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan

- Ingot Timah Pb 200: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan

- Ingot Timah Pb 100: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan

- Ingot Timah Pb 050: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan

- Ingot Timah 4NINE: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan

- Logam Emas: LBMA Gold PM Fix pada hari penjualan

- Logam Perak: LBMA Silver Fix pada hari penjualan

- Mangan: USD 3,52 per dmt

- Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: USD 1,71 per dmt

- Bijih Krom: USD 6,37 per dmt

- Konsentrat Ilmenit: USD 7,52 per dmt

- Konsentrat Titanium: USD 12,21 per dmt (DKD)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya