Rupiah Diramal Perkasa pada Jumat 17 Mei 2024, Tinggalkan Level 16.000 per Dolar AS

Rupiah diprediksi akan perkasa pada perdagangan 17 Mei 2024. Bahkan rupiah yang selama ini berada di kisaran 16.000 per dolar AS diprediksi menguat ke kisaran 15.800 per dolar AS.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Mei 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 18:15 WIB
Rupiah Menguat 12 Poin atas Dolar
Rupiah ditutup menguat tajam 104 poin dalam perdagangan Kamis sore (16/5/2024), walaupun sebelumnya sempat menguat 110 poin. Rupiah ditutup di level 15.923 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 16.027 per Dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada Kamis, 16 Mei 2024.  Pelemahan dolar AS menyusul rilisnya data indeks harga konsumen (inflasi) dan CPI inti bulanan AS lebih rendah dari perkiraan untuk bulan April 2024.

Data tersebut meningkatkan harapan bahwa inflasiAS  akan semakin menurun dalam beberapa bulan mendatang, dan meningkatkan kepercayaanThe Fed untuk mulai memangkas suku bunga.

"Hal ini menyebabkan para pedagang meningkatkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, yang kemungkinannya meningkat menjadi hampir 54% dari 49% pada minggu lalu, menurut alat CME Fedwatch," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis, dikutip Kamis (16/5/2024).

Sejauh ini, angka CPI AS masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, pejabat bank sentral AS juga memperingatkan selama seminggu terakhir bahwa mereka perlu lebih yakin inflasi sedang dalam jalur penurunan.

Sementara itu, di Asia, Tiongkok sedang dihadapi pemberlakuan tarif impor EV oleh AS terhadap kendaraan listrik, obat-obatan, dan teknologi tenaga surya.

"Walaupun perang dagang kembali memanas, namun pasar optimis atas stimulus fiskal yang lebih besar di Tiongkok, serta meningkatnya dukungan terhadap pasar properti. Beijing mengatakan akan memulai penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan (USD 138 miliar) pada minggu ini, sementara beberapa kota besar juga melonggarkan pembatasan pembelian rumah untuk mendukung pasar properti," jelas Ibrahim,

"Data produksi industri dan penjualan ritel Tiongkok, yang akan dirilis pada hari Jumat, kini ditunggu sebagai petunjuk lebih lanjut mengenai importir tembaga terbesar di dunia tersebut," lanjut dia.

Rupiah menguat pada Kamis, 16 Mei 2024

Rupiah ditutup menguat tajam 104 poin dalam perdagangan Kamis sore (16/5/2024), walaupun sebelumnya sempat menguat 110 poin. Rupiah ditutup di level 15.923 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 16.027 per Dolar AS.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.860 - Rp.15.950," Ibrahim memprediksi.

 

RI Catat Utang Luar Negeri Rp.6.489 Triliun di Semester I 2024

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Data yang dibagikan Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2024 menunjukkan penurunan. 

Posisi ULN Indonesia pada triwulan I 2024 tercatat sebesar USD 403,9 miliar atau setara Rp. 6.489 triliun (asumsi kurs Rp. 16.070 per dolar AS), turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan IV 2023 yang sebesar USD 408,5 miliar atau Rp, 6.563 triliun.

Ibrahim menyoroti, enurunan posisi utang luar negeri ini bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta.

"Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,02 persen year on year (yoy), setelah tumbuh 3,0 persen yoy pada triwulan sebelumnya," paparnya.

 

ULN Pemerintah

ULN pemerintah juga mencatat penurunan. 

Posisi ULN pemerintah pada triwulan I 2024 tercatat sebesar USD 192,2 miliar atau Rp. 3.088 triliun, turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar USD196,6 miliar atau Rp3.158 triliun. Secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi sebesar 0,9 persen yoy, setelah tumbuh 5,4 persen yoy pada triwulan sebelumnya.

"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek timing, tenor, currency, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal," jelas Ibrahim.

"Adapun sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas pemerintah yang utamanya mencakup sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 21,1 persen dari total ULN pemerintah," ia menyoroti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya