Donald Trump Resmi jadi Presiden AS, Rupiah Terancam Makin Loyo

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan, nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi melemah seiring penegasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pidato pelantikan terkait penyesuaian tarif impor untuk negara-negara mitra dagang AS.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Jan 2025, 11:15 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 11:15 WIB
Tertekan, Rupiah Terjun ke Level Rp16.283 per Dolar AS
IHSG ditutup anjlok 71,987 poin (1,02 persen) ke posisi 7.016,879. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah (kurs) menguat pada pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah menguat 75 poin atau 0,46 persen menjadi Rp16.293 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.368 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan, nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi melemah seiring penegasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pidato pelantikan terkait penyesuaian tarif impor untuk negara-negara mitra dagang AS.

“Presiden Trump dalam pidato pelantikannya masih menyebutkan soal penyesuaian tarif impor untuk negara-negara partner dagangnya untuk memperbaiki pendapatan AS. Trump juga menegaskan kenaikan tarif impor 25 persen untuk Meksiko dan Kanada,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Kenaikan tarif ini dianggap bisa memicu aksi balasan dari negara yang bersangkutan dan akhirnya bisa menimbulkan perang dagang.

Tarif sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang berasal dari Meksiko dan Kanada karena masalah imigrasi ilegal yang belum terselesaikan serta masuknya obat-obatan terlarang ke AS.

“Rupiah berpotensi melemah hari ini dari penegasan Trump tersebut. Potensi pelemahan ke arah Rp16.400-Rp16.450, dengan potensi support di Rp16.300,” ujar dia.

Selain itu, Kebijakan Trump untuk menghentikan perang di Ukraina dan membina hubungan baik dengan China tentunya akan menjadi sentimen positif untuk pasar risk asset. Namun di sisi lain, ada yang lebih ditakutkan pasar, yaitu perang dagang karena dipicu kenaikan tarif Trump.

“Jadi ke depan, kita akan melihat bagaimana kebijakan tarif Trump akan diterapkan dan reaksi dari negara-negara yang dinaikkan tarifnya,” kata Aris.

 

Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Jelang Pelantikan Donald Trump 20 Januari 2025

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat  (AS) menguat menjelang pelantikan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada Senin, 20 Januari 2025. 

Rupiah ditutup menguat 12 poin terhadap dolar AS (USD), setelah menguat 20 poin di level Rp 16.367 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.380. 

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.310 - Rp16.370,” kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Senin (20/1/2025).

Ibrahim menyoroti harapan akan retorika yang tidak terlalu keras terhadap Tiongkok,  setelah  Donald Trump tidak menyebutkan rencananya untuk tarif perdagangan selama rapat umum kemenangan di Washington pada Minggu, 19 Januari 2025.

Namun, Presiden terpilih AS tersebut menegaskan kembali rencana untuk menindak tegas imigrasi dan mengurangi pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan domestik.

Donald Trump sebelumnya dilaporkan berencana untuk menandatangani sejumlah perintah eksekutif yang jumlahnya mencapai rekor saat ia menjabat pada Senin, beberapa di antaranya masih dapat mencakup peningkatan tarif impor terhadap Tiongkok.

 

Bea Masuk

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Donald Trump berencana untuk mengenakan bea masuk hingga 60% pada semua impor Tiongkok, sementara juga menargetkan Meksiko dan Kanada dengan tarif yang lebih tinggi. 

"Langkah seperti itu berpotensi mengganggu perdagangan global, dan menjadi pertanda buruk bagi ekonomi yang didorong oleh ekspor,” tutur Ibrahim.

"Tiongkok diperkirakan akan mengeluarkan langkah-langkah stimulus yang lebih agresif untuk mengimbangi hambatan ekonomi dari potensi kenaikan tarif. Tarif Trump diperkirakan akan memberikan tekanan lebih besar pada ekonomi Tiongkok, karena bergulat dengan disinflasi yang terus-menerus dan kejatuhan pasar properti yang berkepanjangan,” ia menambahkan.

Namun, data produk domestik bruto (PDB) yang dirilis minggu lalu sesuai ekspektasi pemerintah di 5 persen, menunjukkan beberapa perbaikan dalam ekonomi Tiongkok, setelah Beijing merilis putaran langkah-langkah stimulus paling agresifnya pada akhir 2024.

Infografis Prediksi Gebrakan Awal Presiden AS Donald Trump
Infografis Prediksi Gebrakan Awal Presiden AS Donald Trump. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya