Ekspor Indonesia Naik Berkat Aktivitas Manufaktur Mitra Dagang Utama

Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 didukung dengan meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Jun 2024, 19:10 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2024, 19:10 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga selaku Ketua Tim Pengarah Satgas Peningkatan Ekspor Nasional. (Dok Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga selaku Ketua Tim Pengarah Satgas Peningkatan Ekspor Nasional. (Dok Kemenko Perekonomian)

 

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja ekspor Indonesia mampu menunjukkan performa baik dimana pada Mei 2024 nilai ekspor Indonesia mencapai USD 22,33 miliar, meningkat 13,82% mtm atau 2,86% yoy. Angka ini dari ekspor migas sebesar USD 1,42 miliar dan ekspor nonmigas sebesar USD 20,91 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Tim Pengarah Satgas Peningkatan Ekspor Nasional menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 surplus USD 2,93 miliar, masih melanjutkan tren surplus 49 bulan berturut-turut.

"Surplus neraca perdagangan didukung surplus sektor nonmigas sebesar USD4,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas sebesar USD1,33 miliar,” tutur Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (19/6/2024). 

Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 didukung dengan meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama, seperti Tiongkok,  Amerika Serikat, dan Jepang. Adapun ekspor Indonesia ke ASEAN dan Uni Eropa juga mengalami kenaikan

Kenaikan aktivitas manufaktur beberapa mitra dagang utama Indonesia mengindikasikan bertambahnya daya serap atas produk ekspor Indonesia. Ini tercermin dari peningkatan aktivitas PMI manufaktur Tiongkok, Amerika Serikat, ASEAN dan Uni Eropa.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar, hampir semua komoditas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar USD263,6 juta (naik 26,66%). Sementara yang mengalami penurunan hanya lemak dan minyak hewani/ nabati sebesar USD268,0 juta (turun 14,32%).

 

Berdasarkan Sektor

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga selaku Ketua Tim Pengarah Satgas Peningkatan Ekspor Nasional. (Dok Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga selaku Ketua Tim Pengarah Satgas Peningkatan Ekspor Nasional. (Dok Kemenko Perekonomian)

Menurut sektor, kinerja ekspor sektor industri Pengolahan meningkat sebesar 16,40% mtm, Pertambangan dan Lainnya meningkat 6,26% mtm, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan meningkat 32,45% mtm, serta migas meningkat 5,12% mtm.

“Sedangkan nilai Impor pada Mei 2024 mencapai USD19,40 miliar, naik 14,82 persen mtm namun turun 8,83 persen yoy, yang terdiri dari impor nonmigas sebesar USD16,65 miliar, naik sebesar 19,70 persen mtm namun turun 8,23 persen yoy dan impor migas sebesar USD2,75 miliar, turun 7,91 persen mtm dan 12,34 persen yoy,” ujar Menko Airlangga.

Secara kumulatif, total impor Indonesia pada Januari s.d. Mei 2024 mencapai USD91,19 miliar atau turun 0,42% (ctc). Kinerja impor terbesar berdasarkan penggolongan penggunaan barang yakni Bahan Baku/Penolong, diikuti dengan Barang Modal, kemudian Barang Konsumsi.

Tiga negara dengan kenaikan impor nonmigas terbesar yakni Tiongkok, Amerika Serikat, dan Thailand. Sedangkan Belanda menjadi negara dengan penurunan terdalam untuk impor komoditas nonmigas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya