Penuhi Kebutuhan LPG Indonesia, Terminal Tanjung Sekong Cilegon Pakai Teknologi Baru

Terminal LPG Tanjung Sekong, Cilegon, Provinsi Banten menjadi tulang punggung kebutuhan LPG nasional.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 30 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2024, 13:00 WIB
Penuhi 40 Persen Kebutuhan LPG Indonesia, Terminal Tanjung Sekong Cilegon Terapkan Teknologi Baru
Terminal LPG Tanjung Sekong, Cilegon menyediakan sekitar 40 persen kebutuhan LPG di tanah air ini dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET).

Liputan6.com, Jakarta - Terminal LPG Tanjung Sekong, Cilegon, Provinsi Banten yang menjadi tulang punggung kebutuhan LPG nasional, memastikan terus meningkatkan performa dan operasionalnya dengan memasang sejumlah teknologi baru untuk mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus ketahanan energi Indonesia.

Pada pengoperasiannya, terminal ini menyediakan sekitar 40 persen kebutuhan LPG di tanah air ini dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak usaha dari PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina.

Terminal ini meningkatkan performanya antara lain dengan mengintegrasikan sistem teknologi canggih seperti Terminal Automation System, Digital Integrated Operation System (DIOS), pemanfaatan listrik tenaga surya, dan lainnya.

“Sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tenggara, PIS terus berdedikasi terhadap operational excellence memastikan keandalan PET dan Terminal Tanjung Sekong dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia,” ujar Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra, dikutip Minggu (29/6/2024).

Dengan penerapan teknologi baru ini, sepanjang 2024, Terminal Tanjung Sekong berhasil menjaga penggunaan dermaga atau Berth Occupancy Ratio (BOR) hingga 57 persen. Hal ini mendorong efisiensi waktu kapal bersandar atau Integrated Port Time sebesar 42,5 jam, dengan 284 ship call.

“Berbagai pencapaian tersebut mendorong tingkat throughput sebesar 1,28 Metric Ton atau 11 persen lebih tinggi dari target di Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP),”katanya.

Eka juga menjelaskan, berbagai investasi teknologi ini merupakan upaya menyediakan layanan yang lebih terintegrasi, mulai dari jasa marine hingga logistik. Sehingga aktivitas bisnis lebih fokus dan bisa memberikan solusi yang maksimal untuk seluruh supply chain.

“Penggunaan teknologi terbaru mendorong Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi terminal LPG paling canggih di Indonesia dalam pengelolaan dan penyaluran LPG, sehingga kedepannya akan menjadi flagship dalam memberikan layanan terbaik khususnya terminal,”ujarnya.

 

Green Business

Di lain pihak, Direktur Utama PET Bayu Prostiyono juga menjelaskan, kunjungan ini menunjukkan peran penting PET dalam mendukung pertumbuhan green business SH IML secara berkelanjutan.

“Sebagai pionir green terminal kelas dunia, Terminal LPG Tanjung Sekong telah menetapkan protokol keselamatan yang ketat, teknologi terbaru, dan melaksanakan berbagai inisiatif ramah lingkungan sesuai standar internasional, sebagai bukti komitmen SH IML dan Pertamina terhadap pembangunan berkelanjutan dan Net Zero Emission 2060 di Indonesia,”jelasnya.

Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi satu dari enam terminal energi strategis yang dikelola oleh PIS melalui PET. PET mengelola beberapa terminal utama di seluruh Indonesia, termasuk Integrated Terminal Tanjung Uban (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Kotabaru (Kalimantan Selatan), Fuel Terminal Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Refrigerated Tuban (Jawa Timur).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya