Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (INACA) mencatat harga avtur yang berlaku di Indonesia ternyata menjadi yang paling mahal di kawasan Asia Tenggara. Padahal, ada wacana menurunkan harga avtur sejak 10 tahun lalu.
Sekretaris Jenderal INACA, Bayu Sutanto mengatakan harga avtur RI paling mahal. Termurah pun hanya ada di Bandara Soekarno-Hatta. Sementara, di bandara lain di Indonesia harganya lebih mahal lagi.
Baca Juga
"Di kawasan ASEAN dan regional harga avtur disini termasuk paling mahal, dan harga terendahnya si bandara Soetta. Semakin jauh jaraknya dari Jakarta akan semakin mahal pula harganya," ungkap Bayu, dihubungi Liputan6.com, Sabtu (13/7/2024).
Advertisement
Bayu mencatat, ada kenaikan harga avtur imbas dari menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah. Kenaikan kurs dolar AS itu mengerek harga avtur dalam 2 tahun terakhir ini.
Informasi, beberapa waktu belakangan muncul wacana untuk menurunkan harga avtur kembali. Harapannya, ini bisa turut menurunkan harga tiket pesawat.
Padahal, kata Bayu, wacana menurunkan harga avtur sudah bergulir setidaknya sejak 10 tahun lalu. Namun, belum ada tindakan nyata untuk menentukan harga yang lebih murah.
"Upaya atau usulan penurunan harga avtur di Indonesia ini sudah lebih dari 10 tahun disuarakan tapi belum ada solusi yang manjur," ucapnya.
"Mulai dari wacana menghilangkan pasar monopolistik oleh single provider, penghapusan pungutan dan iuran maupun tata kekola distribusinya," sambung Bayu.
Â
Harga Tiket Bisa Turun
Sebelumnya diberitakan, muncul usulan bagi pemerintah untuk menurunkan harga avtur di Indonesia. Penurunan harga avtur disinyalir mampu berpengaruh juga pada penurunan harga tiket pesawat.
Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyambut baik jika ada penurunan harga avtur. Sekretaris Jenderal INACA, Bayu Sutanto mengatakan porsi avtur cukup besar terhadap biaya operasional.
"Dengan porsi avtur sebesar 35-45 persen dari biaya operasi, tentu industri penerbangan menyambut baik bila harga avtur benar bisa diturunkan," kata Bayu kepada Liputan6.com, Jumat (12/7/2024).
Melihat porsi ke biaya penerbangan tadi, dia menilai akan berpengaruh juga pada hitungan pembentuk harga tiket pesawat. Bisa dibilang, jika avtur lebih murah, maka harga tiket pesawat pun bisa lebih murah.
"Kalau harga avtur turun ya bisa berdampak pada besaran biaya operasi dan tentunya penurunan harga tiket pula," ucapnya.
Bayu mengungkap, saat ini harga avtur terbilang mahal. Mengingat acuan penghitungan harga avtur merujuk pada Indonesia Crude Price (ICP) dan ditambah dengan iuran lainnya.
"Karena harga avtur yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM bersama dengan harga BBM lainnya sesuai dengan harga patokan ICP, ditambah iuran-iuran, PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh (Pajak Penghasilan)," bebernya.
Â
Advertisement
Usulan Formula
Untuk menurunkan harga avtur, dia mengusulkan formula pembentuk harganya diubah. Misalnya mengganti acuan ICP menjadi merujuk pada formula Mean of Plats Singapore (MoPS) sebagai patokan internasional harga di kawasan.
Selain itu, dia juga menyarankan adanya penghapusan iuran lainnya dalam penentuan harga avtur.
"Maka opsi usulannya ya formula nya disesuaikan dengan harga patokan MoPS yang lebih rendah dari ICP serta penghapusan iuran-iuran serta pajak sudah akan menurunkan harga avtur," urai Bayu.