Bank BTPN Salurkan Kredit Rp 176 Triliun di Semester I 2024, Melonjak 19%

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatatkan kinerja positif sepanjang Semester I-2024 seiring upaya perusahaan memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui layanan keuangan yang inklusif.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Jul 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 12:00 WIB
Bank BTPN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan hasil laporan keuangan Triwulan I tahun 2024. (Dok BTPN)
Bank BTPN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan hasil laporan keuangan Triwulan I tahun 2024. (Dok BTPN)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatatkan kinerja positif sepanjang Semester I-2024 seiring upaya perusahaan memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui layanan keuangan yang inklusif.

Bank BTPN berkomitmen untuk menciptakan pertumbuhan berarti kepada seluruh lapisan masyarakat. Kami juga terus mendorong perkembangan sektor-sektor yang prospektif agar dampak keberlanjutan bisnis perusahaan bisa dirasakan para pemangku kepentingan secara luas,” kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dikutip Selasa (30/7/2024).

Dalam paruh pertama tahun ini, Bank BTPN mampu membukukan pertumbuhan kredit dan aset yang signifikan sebagai buah komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperluas inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah.

Laporan keuangan konsolidasi Bank BTPN periode Januari-Juni 2024 telah memperhitungkan kinerja keuangan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance yang Bank BTPN akuisisi pada akhir Maret 2024. Kedua perusahaan pembiayaan tersebut merupakan bagian dari OTO Group yang mayoritas sahamnya kini dimiliki oleh Bank BTPN.

Akuisisi Bank BTPN terhadap OTO Group berperan besar terhadap pertumbuhan kredit dan aset. Penyaluran kredit melalui OTO Group digunakan untuk mendukung mobilitas masyarakat luas.

Aset Bank BTPN tumbuh 22% tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp235,8 triliun. Sementara, penyaluran kredit Bank BTPN meningkat 19% yoy menjadi Rp176,2 triliun pada akhir Juni 2024. 

Di sisi lain, saldo current account & saving account (CASA) tercatat meningkat sebesar 29% yoy menjadi Rp48,1 triliun pada akhir Juni 2024, dan deposito naik 1% yoy menjadi Rp70,9 triliun, sehingga rasio CASA turut meningkat menjadi 40,4% per akhir Juni 2024. Dengan demikian, total dana pihak ketiga tumbuh 11% yoy menjadi hampir Rp119,0 triliun pada akhir Juni 2024.  Bank BTPN senantiasa mengoptimalkan biaya dana.

Bank BTPN juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok Rp355 miliar pada awal Juli 2024 sebagai upaya untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dan menjaga profil maturitas pendanaan yang lebih baik.

 

Penyaluran Kredit

Bank BTPN
Bank BTPN

Dalam upaya perusahaan meningkatkan penyaluran kredit, khususnya di sektor-sektor potensial, Bank BTPN tetap menjaga kualitas kreditnya. Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN berada di level 2,21% per akhir Juni 2024, lebih rendah dibanding rata-rata industri sebesar 2,34% pada akhir Mei 2024.

Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 234,9% dan net stable funding ratio (NSFR) 115,6% pada 30 Juni 2024. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat di 28,8%.

Upaya Bank BTPN dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih pun meningkat, tercermin dari net interest margin (NIM) yang naik menjadi 6,41% pada akhir Juni 2024 dari 6,33% setahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih Bank BTPN juga naik sebesar 17% yoy menjadi hampir Rp7,0 triliun pada 30 Juni di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi.

Kenaikan di pendapatan bunga bersih tersebut mendorong pendapatan operasional (konsolidasi) untuk tumbuh 18% yoy menjadi Rp8,2 triliun.

Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp1,2 triliun pada akhir Juni 2024, lebih rendah 15% yoy. Penurunan laba bersih ini terjadi karena peningkatan biaya kredit sebesar 46% yoy, atau sebesar Rp540 miliar, pascaakuisisi OTO Group.

Penurunan laba bersih juga terjadi akibat kenaikan 26% yoy di biaya operasional menjadi Rp4,6 triliun, sejalan dengan pertumbuhan volume usaha dan inisiatif-inisiatif yang Bank BTPN sedang kerjakan. 

 

Pengembangan Kapabilitas Digital

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada Selasa (8/5/2018).
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada Selasa (8/5/2018).

Bank BTPN, pionir bank digital di Indonesia melalui Jenius, konsisten mengembangkan kapabilitas digital untuk memastikan cara yang mudah, cerdas, dan aman untuk akses ke berbagai solusi keuangan. Upaya tersebut adalah fondasi yang menjadikan Jenius sebagai life finance solution bagi masyarakat digital savvy.

Sejak diluncurkan pada 2016, Jenius terus menghadirkan inovasi yang berpusat pada nasabah. Fitur-fitur yang Jenius hadirkan melalui Kartu Debit Jenius, Kartu Kredit Jenius, Save It, Jenius Paylater, hingga Flexi Cash mampu menjawab kebutuhan masyarakat digital savvy dalam mengelola keuangan dan mencapai tujuan mereka.

Berbekal solusi yang relevan dengan perilaku nasabah, Jenius berhasil menumbuhkan jumlah pengguna terdaftar sebesar 21% yoy menjadi 5,8 juta per akhir Juni 2024, dari 4,8 juta setahun sebelumnya.

Total penyaluran kredit (Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater) juga mengalami peningkatan sebesar 134% yoy menjadi Rp3,1 triliun, dari Rp1,3 triliun. Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius turut tumbuh 10% yoy menjadi Rp27,2 triliun.

 

Inisiatif Berkelanjutan

BTPN.
BTPN.

Demi memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat, Bank BTPN terus memperkuat fokus perusahaan terhadap inisiatif berkelanjutan melalui program Daya. Setiap program di Daya dirancang agar relevan dengan kebutuhan kelompok masyarakat sasaran melalui empat pilar utama, yaitu literasi keuangan, pengembangan kapasitas diri, peningkatan kapasitas usaha, dan kehidupan berkelanjutan.

Program Daya telah menjangkau lebih dari 6,3 juta total penerima manfaat melalui 4.905 aktivitas selama Januari hingga Juni 2024.

“Program pemberdayaan ini melengkapi solusi keuangan dan pembiayaan yang kami hadirkan untuk memungkinkan lebih banyak nasabah dan masyarakat dalam memiliki kehidupan yang lebih bermakna,” tutup Henoch.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya