The Fed Pangkas Suku Bunga karena Kepentingan Politik? Ini Jawaban Jerome Powell

Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, dampak keputusan pemangkasan suku bunga acuan akan berada pada perekonomian secara perlahan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Sep 2024, 10:29 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 10:29 WIB
The Fed Pangkas Suku Bunga karena Kepentingan Politik? Ini Jawaban Jerome Powell
Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell angkat bicara mengenai alasan the Fed memangkas suku bunga acuan. (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menegaskan pemangkasan suku bunga yang diputuskan pada Rabu (18/9) tidak didasarkan pada kepentingan politik menjelang pemilihan presiden di Amerika Serikat.

Ia pun memastikan dampak keputusan tersebut akan berada pada perekonomian secara perlahan. "Hal-hal yang kita lakukan benar-benar memengaruhi kondisi ekonomi sebagian besar dengan jeda," kata Powell dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/9/2024). 

The Fed memangkas suku bunga secara agresif sebesar 50 basis poin, atau setengah poin persentase, pemangkasan pertamanya sejak Maret 2020, menandai tonggak sejarah dalam pemulihan ekonomi AS pascapandemi.

Meskipun pemangkasan tersebut dilakukan pada putaran terakhir persaingan Donald Trump- Kamala Harris, Powell mengatakan The Fed membuat keputusannya dengan fokus pada kepentingan konsumen dan tanpa filter lain.

"Ini adalah pemilihan presiden keempat saya selama di The Fed, dan selalu sama," ucap Powell. 

"Kami selalu menghadiri pertemuan ini secara khusus dan menanyakan apa hal yang benar untuk dilakukan bagi orang-orang yang kami layani," dia menambahkan.

Ragam Respons Joe Biden hingga Donald Trump

Meskipun The Fed berupaya memisahkan keputusannya yang sangat dinanti-nantikan dari latar belakang politik, pemotongan suku bunga menuai beragam respon menyusul pemangkasan suku bunga.

Presiden AS Joe Biden menganggap pengumuman pemotongan suku bunga sebagai kemenangan bagi agenda ekonomi presiden.

"Kita baru saja mencapai momen penting: Inflasi dan suku bunga turun sementara ekonomi tetap kuat,” tulis Joe Biden dalam postingannya di platform X.

"Para kritikus mengatakan itu tidak mungkin terjadi, tetapi kebijakan kami menurunkan biaya dan menciptakan lapangan kerja,” tuturnya.

 

 

Respons Tim Kampanye Kamala Harris

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris. (Dok. AFP)

Tim kampanye kamala Harris juga ikut merespon pemotongan suku bunga. "Meskipun pengumuman ini merupakan berita baik bagi warga Amerika yang telah menanggung beban harga tinggi, fokus saya adalah pada pekerjaan ke depan untuk terus menurunkan harga,” tulis Harris dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, Donald Trump menilai pemotongan suku bunga The Fed kali ini kurang tepat. 

"Saya kira itu menunjukkan bahwa ekonomi sangat buruk sehingga harus dipotong sebanyak itu, dengan asumsi mereka tidak hanya berpolitik," debut Trump saat kunjungan ke pertemuan bertema bitcoin di New York. 

"Itu pemotongan yang besar,” tambah dia.

Akhirnya The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Basis Poin, Jadi Segini

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Sebelumnya, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

Sementara suku bunga tersebut menetapkan biaya pinjaman jangka pendek untuk bank, suku bunga tersebut meluas ke berbagai produk konsumen seperti hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit.

Matriks ekspektasi masing-masing pejabat The Fed menunjukkan, mereka memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada 2026.

“Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang,” kata FOMC usai pertemuan suku bunga, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/9/2024).

"Kami berusaha mencapai situasi di mana kami memulihkan stabilitas harga tanpa peningkatan pengangguran yang menyakitkan yang terkadang terjadi bersamaan dengan inflasi ini. Itulah yang kami coba lakukan, dan saya pikir Anda dapat menganggap tindakan hari ini sebagai tanda komitmen kuat kami untuk mencapai tujuan itu," ungkap Ketua The Fed Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga.

 

Ekonomi Solid

Hiruk Pikuk Perjalanan Warga AS Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Wisatawan berjalan melalui Terminal 3 di Bandara Internasional O'Hare, Chicago, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Nam Y. Huh)

FOMC juga mencatat bahwa penambahan lapangan kerja telah melambat dan tingkat pengangguran telah meningkat tetapi tetap rendah.

"Pejabat FOMC menaikkan tingkat pengangguran yang diperkirakan tahun ini menjadi 4,4%, dari proyeksi 4% pada pembaruan terakhir pada bulan Juni, dan menurunkan prospek inflasi menjadi 2,3% dari 2,6% sebelumnya. Mengenai inflasi inti, komite menurunkan proyeksinya menjadi 2,6%, penurunan 0,2 poin persentase dari bulan Juni,” papar komite tersebut.

Keputusan penurunan suku bunga datang meskipun sebagian besar indikator ekonomi tampak cukup solid.

“Ini bukan awal dari serangkaian pemangkasan 50 basis poin. Pasar berpikir sendiri, jika Anda memangkas 50 basis poin, pemangkasan 50 basis poin lainnya memiliki kemungkinan besar. Namun saya pikir (Powell) benar-benar menggagalkan gagasan itu sampai batas tertentu,” kata Tom Porcelli, kepala ekonom AS di PGIM Fixed Income.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya