Kecurangan dan Kebocoran di Bisnis BBM Dunia Diprediksi Capai Rp 2.000 Triliun

Masalah kecurangan dan kebocoran di bisnis BBM dunia ditaksir mencapai nilai USD 130 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Okt 2024, 22:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 22:30 WIB
BBM
Ilustrasi pengisian BBM

Liputan6.com, Jakarta SICPA berhasil mengembangkan Fuel Integrity Solution (FIS) atau fuel-marking sejak 2016. Ini adalah solusi dalam menjaga integritas bahan bakar dengan membubuhkan tanda khusus yang dapat ditelusuri dan dipantau di seluruh rantai distribusi.

Fuel-marking hadir untuk menjawab masalah kecurangan dan kebocoran di bisnis BBM dunia yang ditaksir mencapai nilai USD 130 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun, menurut United Nations University World Institute for Development Economics Research (UN-WIDER). Jumlah tersebut menjadikan BBM sebagai hasil sumber daya alam yang paling besar nilai kebocorannya.

Berbagai negara di Eropa, Asia, Afrika dan Timur Tengah telah memilih teknologi pendeteksian BBM ini. Teknologi ini terbukti membantu menjaga dan mengoptimalkan penerimaan pajak BBM mereka, memerangi kecurangan di sepanjang rantai distribusi, dan menjamin konsumen mendapatkan kualitas BBM yang seharusnya. Dengan terjaganya kualitas BBM, polusi udara pun lebih terkendali.

Dalam kurun kurang dari satu dekade, SICPA kini memimpin pasar jasa fuel-marking global, dengan memberi tanda khusus pada lebih dari 60 milyar liter BBM setiap tahun. Tanda khusus tersebut mampu mendeteksi BBM ilegal.

“Solusi Fuel Integrity SICPA telah diakui oleh berbagai institusi pemerintah di dunia. Didukung oleh penggabungan inovasi-inovasi terbaru selama satu abad di bidang ilmu bahan, digital dan data science, kami menyediakan bagi lembaga publik kemampuan deteksi forensik yang sangat cepat dari uji lapangan, yang dapat dijadikan sebagai bukti di pengadilan," kata Kepala Fuel Segment SICPA Omar Messlem dikutip Kamis (17/10/2024).

"Dengan sistem ini, pemerintah dapat menghindari kekurangan pasokan BBM, sehingga mendukung pengelolaan cadangan minyak strategis, kemandirian energi, serta keamanan nasional,” lanjutnya.

 

 

Perdagangan Ilegal BBM

Ilustrasi BBM (bahan bakar minyak) Pertamax
Ilustrasi BBM (bahan bakar minyak). (Photo on www.freepik.com)

Selain itu, fuel-marking SICPA juga membantu pemerintah memerangi berbagai masalah perdagangan ilegal BBM seperti penyelundupan, pelaporan yang kurang, pengalihan, penimbunan, pemalsuan, atau pun pengoplosan.

Di Timur Tengah, misalnya, solusi fuel-marking SICPA efektif mencegah ekspor ilegal BBM dari suatu negara ke negara-negara sekitarnya, sekaligus juga mencegah penyimpangan pemakaian di pasar domestik.

Cara kerja SICPA yakni dengan menambahkan penanda forensik khusus yang tidak bisa sembarangan dideteksi di setiap titik asal BBM di suatu wilayah. Penanda ini akan diukur oleh mobil laboratorium di lapangan.

 

BBM Dioplos

Solar
Ilustrasi pengisian BBM kendaraan. (ist)

BBM yang dioplos atau dipalsukan dapat diketahui dalam waktu kurang dari 5 menit. Dengan teknologi informasi, data hasil pengujian akan dilaporkan, sehingga dapat diketahui pola risiko pemalsuan BBM di berbagai tempat.

Berdiri tahun 1927 di Swiss, SICPA dikenal untuk produknya yang mengamankan mayoritas uang kertas dunia. Beroperasi di lima benua, saat ini platform SICPA menyediakan solusi-solusi yang melindungi kedaulatan (sovereignty solutions) yang meliputi peningkatan penerimaan, verifikasi identitas, keamanan di bidang kesehatan, serta perlindungan merek.

 Di tingkat global dan dalam operasional di berbagai negara, SICPA menggandeng perusahaan Swiss SGS, perusahaan terkemuka dunia dan mitra terunggul dalam operasional fuel-marking, jasa inspeksi lapangan dan jasa pengujian. Kolaborasi antara SICPA dan SGS telah terbukti berhasil memberi jaminan akan kinerja, stabilitas, serta keandalan program-program bersama mereka di bidang fuel-integrity.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya