BSI Resmikan Sentra UMKM Bedugul, Bangun Kemandirian Ekonomi Pulau Dewata

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menujukkan komitmen untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut diwujudkan melalui peresmian Sentra UMKM BSI di Kampung Candikuning, Bedugul, Bali 18 Oktober 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Okt 2024, 15:45 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 15:45 WIB
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menujukkan komitmen untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menujukkan komitmen untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Dok. BSI)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menujukkan komitmen untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut diwujudkan melalui peresmian Sentra UMKM BSI di Kampung Candikuning, Bedugul, Bali 18 Oktober 2024.

Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, saat ini BSI semakin fokus untuk pemberdayaan UMKM. Ia menekankan pentingnya peran UMKM dalam menggerakkan ekonomi daerah.

Sentra UMKM Bedugul menjadi model pemberdayaan berbasis ekonomi syariah dengan tiga bidang usaha utama yakni pertanian holtikultura, minimarket yang menjual produk-produk lokal, serta gedung serbaguna untuk kegiatan ekonomi dan sosial seperti pertemuan dan acara pernikahan.

"Kami memilih Bali karena sebagai destinasi pariwisata internasional, Bali memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan. Dengan adanya Sentra UMKM di sini, kami berharap dapat mendorong pemerataan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali," jelas Dewi, di Begudul, Bali, Jumat (18/10/2024).

Sentra UMKM BSI di Bedugul, Kampung Candikuning menjadi salah contoh sentra UMKM BSI yang memilki prioritas sektor pariwisata dan menjadi pertama kali diresmikan oleh BSI. Kampung Candikuning berlokasi di antara 3 obyek wisata popular yaitu Pura Ulun Danu Bratan, Danau Beratan dan Kebun Raya Eka Karya Bali. Di Sentra UMKM BSI Bedugul jumlah penerima manfaat direncanakan sebanyak 50 KK dan 160 jiwa.

“BSI semakin fokus pada pemberdayaan UMKM. Hal tersebut menjadi salah satu upaya strategis perseroan untuk mendorong dan memperkuat peran ekonomi syariah sebagai katalis utama penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Dewi.

 

 

Pemberdayaan Ekonomi Umat

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menujukkan komitmen untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menujukkan komitmen untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut diwujudkan melalui peresmian Sentra UMKM BSI di Kampung Candikuning, Bedugul, Bali 18 Oktober 2024. (Dok. BSI)

Dewi mengatakan, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI memiliki tanggung jawab dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui dana ZISWAF, khususnya zakat.

Oleh karena itu, BSI berkolaborasi dengan BSI Maslahat dan BAZNAS RI membangun Sentra UMKM untuk memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk berusaha dan peningkatan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.

"Sentra UMKM ini menjadi salah satu implementasi dari program zakat kami, yang diharapkan dapat mengangkat mustahik dari yang semula tidak bankable menjadi bankable," ujar Dewi.

 

6 Rahasia Sukses Merger BSI

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Nasabah menunggu di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI membocorkan kunci sukses melakukan merger suatu perusahaan.

Sebagai informasi, BSI merupakan hasil merger dari tiga bank, yakni BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. Merger tersebut dinilai sukses salah satunya dicerminkan dari keberhasilan perbankan dalam memperbesar skala bisnis dan meningkatkan jumlah nasabahnya secara signifikan.

Setelah merger, jumlah nasabah BSI meningkat lebih dari 5 juta nasabah menjadi 20 juta pada maret 2024.

Vice President Director BSI, Bob Tyasika Ananta mengungkapkan bahwa terdapat 6 hal yang dapat dipelajari dari merger yang dilakukan 3 bank tersebut untuk membentuk BSI.

Pertama, adalah diperlukannya memiliki tujuan (purpose yang sama), adanya keselarasan visi dan misi 3 bank legacy dalam memajukan perbankan syariah, sehingga proses integrasi dapat berjalan lancar.

"Saya melihat harus adanya strong character (karakter kuat), bahwa ada suatu kepentingan yang harus dilakukan (ketika merger)," ujar Bob dalam kegiatan Dies Natalis MM FEB UI di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta ditulis Kamis (10/10/2024).

Kedua, diperlukan tata kelola (governance) yang kuat. Hal ini dengan memastikan setiap stream dan anggotanya berjalan dengan dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi.

Selanjutnya, merger juga dapat dilakukan bila perusahaan terkait memiliki kesamaan pada hal-hal prioritas, salah satunya dalam memilih prioritas bernilai tinggi khususnya untuk memastikan keberlangsungan bisnis dan proses integrasi berjalan secara seimbang serta fokus ke dalam prioritas tersebut.

"(Hasil pertumbuhan) merger itu bukan 1+1+1 jadi 3, harus lebih besar dari tiga. Tapi yang saya kagumi, BSI mulai dari sejak merger, tumbuh terus. Mungkin karena melihat potensi mengenai compromisenya, yang kita sasar individunya, kita sasar consumer sehingga mendorong pertumbuhan kita, kemudian secara culture kita fokus kepada performance terlebih dahulu," beber Bob.

 

 

Koordinasi Secara Reguler

BSI Masih Mengkaji Rencana Aksi Korporasi Unit Usaha Syariah BTN
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). (Dok. Istimewa)

Selain itu, saat merger, suatu perusahaan juga perlu memastikan untuk melakukan koordinasi secara reguler. Dengan koordinasi secara reguler, maka dapat menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang berkualitas.

Kelima, adalah memiliki timeline yang sama untuk memastikan konsistensi dan mengurangi overlap pekerjaan.

Terakhir, selalu menggunakan pendekatan stakeholder focus dalam melakukan analisa sehingga keputusan yang dihasilkan memiliki dampak positif kepada seluruh pemangku kepentingan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya