Liputan6.com, Jakarta Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, menunjuk Kevin Hassett untuk memimpin Dewan Ekonomi Nasional AS (National Economic Council).
Sebagai informasi, pimpinan NEC menempatkannya di pusat diskusi pembuatan kebijakan pemerintahan AS mulai dari perdagangan hingga pajak dan deregulasi.
Advertisement
Baca Juga
Melansir CNBC International, Rabu (27/11/2024) Trump membuat pengumuman penunjukkan dalam sebuah posting di Truth Social.
Advertisement
Langkah tersebut membawa Trump semakin dekat untuk melengkapi tim ekonominya, dengan perwakilan perdagangan AS menjadi posisi kunci terakhir yang tersisa.
Trump juga menunjuk pengacara Jamieson Greer untuk menjabat sebagai Perwakilan Perdagangan AS.
Sekilas Sosok Kevin Hassett
Hassett sebelumnya menjabat sebagai pakar kebijakan fiskal di lembaga pemikir konservatif American Enterprise Institute sebelum Trump menominasikannya untuk jabatan di Gedung Putih pada tahun 2017.
Selama pemerintahan pertama Trump, Hassett menjabat sebagai ketua Dewan Penasihat Ekonomi selama dua tahun, mendukung pemotongan pajak perusahaan yang diajukan Partai Republik dan membela tarif hukuman Trump.
Selain itu, Hassett juga bekerja dengan menantu Trump, Jared Kushner, terkait imigrasi dan mendukung langkah untuk mengakhiri keringanan sanksi bagi negara-negara yang membeli minyak Iran.
Penunjukan Hassett diumumkan menyusul keputusan Trump menambah tarif masuk produk impor China sebesar 10% yang masuk ke AS dan mengenakan tarif sebesar 25% pada semua produk dari Meksiko dan Kanada. Langkah tersebut akan mengakhiri perjanjian perdagangan bebas regional.
Akhir pekan lalu, Trump mengisyaratkan niatnya untuk menominasikan Scott Bessent, pendiri dana lindung nilai Key Square Group dan pakar pasar berpengalaman, sebagai menteri keuangannya.
Investor Abaikan Donald Trump, S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor Baru
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau sering disebut Wall Street bergerak positif pada perdagangan hari Selasa. Indeks acuan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak ke level tertinggi baru.
Wall Street mengalami lonjakan karena investor mengabaikan ancaman tarif baru dari Presiden terpilih Donald Trump.
Mengutip CNBC, Rabu (27/11/2024),Indeks saham unggulan DJIA naik 123,74 poin atau 0,28% dan ditutup pada 44.860,31, berbalik arah setelah turun lebih dari 300 poin pada level terendah sesi.
Indeks S&P 500 naik 0,57% menjadi 6.021,63. Baik Dow maupun S&P 500 mencatat rekor intraday dan penutupan baru.
Sedangkan indeks Nasdaq Composite melonjak 0,63% menjadi 19.174,30.
Pada Senin malam, Trump menyerukan tarif 25% untuk produk dari Meksiko dan Kanada, serta pungutan tambahan 10% untuk barang-barang China. Ia telah mengatakan akan mengenakan tarif hingga 20% pada semua impor, dan bea tambahan setidaknya 60% pada produk dari China.
Mitra pengelola Harris Financial Jamie Cox mengatakan, pelaku pasar tampaknya mengabaikan pengumuman tersebut. Mereka memperkirakan pajak tersebut tidak akan benar-benar terlaksana, atau sudah diperhitungkan oleh para pelaku pasar.
“Pasar menjadi jauh lebih nyaman dengan prospek tarif ini yang lebih banyak berupa gertakan dan taktik negosiasi daripada implementasi aktual,” kata Cox.
“Pada dasarnya, banyak orang berpikir bahwa retorikanya jauh lebih kuat daripada tarif yang akan diberlakukan.” tambah dia.
Saham Terdampak
Produsen mobil Ford dan General Motors masing-masing turun sekitar 2,6% dan 9%. Perusahaan alkohol Constellation Brands, yang dikenal sebagian dengan bir Meksiko Corona dan Modelo, turun lebih dari 3%.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Pardo mengindikasikan pada hari Selasa bahwa setiap tarif baru di negaranya akan dibalas dengan tarif balasan atas ekspor dari AS ke Meksiko.
Indeks iShares MSCI Mexico ETF (EWW) yang berisi sekeranjang saham yang terkait dengan tetangga selatan Amerika, turun lebih dari 2%.
Pergerakan ini terjadi setelah pengumuman pilihan Trump untuk menteri keuangan, eksekutif dana lindung nilai Scott Bessent, membantu memperkuat keyakinan bahwa reli pascapemilu kembali berjalan lancar.
Advertisement