Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengungkapkan kemajuan signifikan dalam kesepakatan investasi kemitraan antara pelaku usaha besar dan UMKM selama era Kabinet Merah Putih. Dalam waktu kurang dari dua bulan, tercatat 579 kesepakatan senilai Rp3,9 triliun, melibatkan 158 usaha besar dan 389 UMKM.
“Di era Kabinet Merah Putih ini, dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan, telah tercapai 579 kesepakatan kemitraan antara pelaku usaha besar dan UMKM di seluruh daerah, dengan nilai sebesar Rp3,9 triliun,” ujar Rosan dalam Forum Kemitraan Investasi 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Advertisement
Baca Juga
Target Investasi dan Dampaknya
Rosan menambahkan, target investasi Indonesia pada tahun 2024 dipatok sebesar Rp1.650 triliun, dengan proyeksi peningkatan menjadi Rp1.900 triliun pada tahun 2025, dan mencapai Rp2.200 triliun pada tahun 2026.
Advertisement
Hingga kuartal III-2024, realisasi investasi telah mencapai 76% dari target, dengan total investasi Rp1.261,43 triliun.
Investasi ini juga berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja. "Lebih dari 1,87 juta tenaga kerja berhasil terserap, mencatatkan pertumbuhan sekitar 18%," ujar Rosan.
Peluang Bagi UMKM
Keberhasilan kemitraan ini, menurut Rosan, tidak hanya mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendukung UMKM tetapi juga menggambarkan potensi besar sektor ini untuk berkembang seiring meningkatnya investasi.
"Kami berharap porsi UMKM akan meningkat sejalan dengan target investasi yang lebih tinggi," tuturnya.
Pentingnya Kesiapan UMKM
Rosan menegaskan pentingnya kesiapan UMKM untuk berkolaborasi dengan pelaku usaha besar dan investor. “Kami berharap UMKM siap bekerja sama dengan pengusaha dan investor di daerah masing-masing,” katanya.
Dampak Multiplier Effect
Kemitraan ini dinilai dapat meningkatkan kapasitas UMKM, menciptakan lapangan kerja, dan memicu pemerataan ekonomi di berbagai wilayah Indonesia. Rosan juga menyoroti efek berantai (multiplier effect) yang dihasilkan dari investasi ini, terutama dalam memperkuat ekonomi daerah.
“Investasi yang masuk diharapkan menghasilkan multiplier effect yang positif bagi ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja yang terus tumbuh ke depannya,” pungkas Rosan.
Dengan kolaborasi yang semakin erat antara pelaku usaha besar dan UMKM, diharapkan tercipta ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Advertisement
Kejar Target Investasi Rp 13.528 Triliun demi Pertumbuhan Ekonomi 8%
Menurut Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, mengatakan dibutuhkan investasi hingga Rp 13.528 triliun dalam lima tahun ke depan.
investasi yang luar biasa ini akan menjadi kunci guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen selama masa Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut dibutuhkan investasi total selama 5 tahun ke depan adalah Rp 13.528 triliun," kata Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2025 di Jakarta, ditulis Kamis (12/12/2024).
Adapun realisasi investasi selama periode Januari-September 2024 telah mencapai Rp1.261,43 triliun, atau setara dengan 76,45% dari target investasi yang dirancang di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya.
"Alhamdulillah kita sudah mencapai kurang lebih 76%, pencapaian investasi atau kurang lebih Rp 1.261,43 triliun," ujarnya.
Buka Lapangan Kerja
Selain itu, pencapaian investasi pada periode tersebut telah membuka 1.873.214 lapangan kerja. Pasalnya, lapangan kerja merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, dengan demikian hal itu menjadi salah satu Pekerjaan Rumah utama Pemerintah.
"Dan yang paling penting adalah penyerapan tenaga kerjanya yang mencapai 1.873.214 Karena PR kita yang paling utama adalah bagaimana kita menciptakan lapangan kerja," ujar Rosan Roeslani.