Erick Thohir Ketemu Menteri PPPA, Bahas Apa?

Menteri BUMN Erick Thohir menerima kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi dan Wakil Menteri PPPA Veronica Tan

oleh Tira Santia diperbarui 24 Des 2024, 14:16 WIB
Diterbitkan 24 Des 2024, 14:16 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menerima kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi dan Wakil Menteri PPPA Veronica Tan
Menteri BUMN Erick Thohir menerima kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi dan Wakil Menteri PPPA Veronica Tan di kantor Kementerian BUMN, Kamis (24/12/2024). (dok: Tira)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN, Erick Thohir, menerima kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, bersama Wakil Menteri PPPA Veronica Tan, di kantor Kementerian BUMN pada Kamis (24/12/2024).

Pertemuan ini bertujuan memperkuat sinergi antar-kementerian dalam mendukung pemberdayaan ibu dan anak sebagai elemen penting pembangunan bangsa.

Perhatian untuk Ibu dan Anak dalam Pembangunan Bangsa

Dalam diskusi tersebut, Erick Thohir menegaskan pentingnya peran ibu dan anak dalam upaya pembangunan jangka panjang Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa perhatian terhadap isu ini menjadi prioritas yang sering ditekankan oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

“Perhatian kepada ibu dan anak sangat penting untuk pembangunan masa depan bangsa. Ini menjadi fokus yang sering dibicarakan oleh Presiden dan Pak Prabowo, di mana sinergi antar-program pemerintah diperlukan untuk mencapai efisiensi lebih baik,” ujar Erick.

Sinergi Program Pemberdayaan Perempuan di Desa

Erick juga menyoroti program PNM Mekaar sebagai salah satu inisiatif unggulan pemberdayaan perempuan yang dapat disinergikan dengan program Kementerian PPPA.

Program ini memberikan akses modal usaha dan pelatihan bagi perempuan di desa untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

“Kita memiliki program PNM Mekaar, sebuah inisiatif pemberdayaan perempuan di desa-desa. Program ini dapat diselaraskan dengan inisiatif kementerian PPPA, termasuk pemberian pendampingan agar keluarga dapat menjalankan kehidupan rumah tangga yang lebih baik,” jelasnya.

 

Teknologi untuk Layanan Publik yang Lebih Efisien

Anyaman Bambu
Nasabah PNM Mekaar, Titi Sapinah di Desa Samida, Kabupaten Garut yang menjual ragam anyaman bambu. (Ist)

Selain isu pemberdayaan perempuan, Erick menekankan pentingnya inovasi teknologi untuk mendukung layanan pengaduan masyarakat. Ia mengapresiasi peran Telkom dalam mendukung sistem call center yang dapat dioptimalkan dengan teknologi baru.

“Kami akan melakukan peningkatan sistem layanan pengaduan agar lebih efisien dan cepat. Tujuannya, memastikan masyarakat yang membutuhkan bantuan mendapatkan solusi tanpa proses yang berlarut-larut,” tambah Erick.

Visi Kolaborasi untuk Indonesia Emas 2045

Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menyampaikan pentingnya kolaborasi antar-kementerian untuk mencapai tujuan besar menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyebutkan bahwa kunjungannya ke Kementerian BUMN adalah bagian dari langkah strategis menjalin sinergi dan silaturahmi.

“Kami datang untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk Indonesia Emas 2045. Ini menjadi momen penting untuk menyatukan langkah menuju pembangunan bangsa yang lebih baik,” kata Arifah.

 

Program Prioritas: Ruang Bersama Indonesia

PT Permodalan Nasional Madani (PNM)
Nilai dan budaya perusahan PNM tersebut jadi motivasi Triska untuk bergabung menjadi Account Officer (AO) atau Petugas Pendamping di Program PNM Mekaar milik PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang saat ini ia sudah bekerja selama 2 tahun.

Dalam pertemuan tersebut, Arifah menjelaskan tiga program utama yang menjadi fokus Kementerian PPPA: Ruang Bersama Indonesia berbasis desa, optimalisasi call center 1-29, dan pengumpulan data berbasis desa terkait perempuan dan anak.

“Ruang Bersama Indonesia lahir dari keprihatinan kami terhadap kondisi anak-anak saat ini. Banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang sering kali disebabkan pola asuh keluarga yang kurang sehat dan penggunaan gadget yang tidak bijak,” ungkap Arifah.

Usulan Revisi Penggunaan Gadget di SekolahArifah juga mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengevaluasi penggunaan gadget di sekolah. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan proses belajar-mengajar ke metode manual seperti sebelum pandemi Covid-19, guna mengurangi dampak negatif penggunaan teknologi.

Melalui kolaborasi antara Kementerian BUMN dan Kementerian PPPA, diharapkan program-program pemberdayaan ibu dan anak dapat berjalan lebih efektif. Sinergi ini menjadi fondasi penting untuk mencetak generasi berkualitas yang siap memimpin Indonesia di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya