Bansos Beras 10 Kg Resmi Diperpanjang Jadi 6 Bulan, Kapan Disalurkan?

Pemerintah telah menyiapkan tambahan cadangan beras pemerintah (CBP). Untuk penyaluran tambahannya nanti akan diputuskan bersama dengan Menteri Pertanian dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Jan 2025, 14:50 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2025, 14:50 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam Konferensi Pers Tindak Lanjut Rapat Terbatas mengenai Kebijakan Pangan di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025). (Liputan6.com/Maulandy)
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam Konferensi Pers Tindak Lanjut Rapat Terbatas mengenai Kebijakan Pangan di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025). (Liputan6.com/Maulandy)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan resmi akan memperpanjang penyaluran bantuan pangan atau bansos beras 10 kg, dari sebelumnya hanya 2 bulan menjadi 6 bulan.

Menko Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, pihaknya telah melaksanakan rapat koordinasi (rakor) dengan stakeholder terkait, guna menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas (ratas) pada 30 Desember 2024 silam.

Hasil ratas menyepakati, bansos beras sebesar 160 ribu ton per bulan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan ditambah empat bulan, setelah dua bulan awal penyaluran pada Januari-Februari 2025.

"Januari-Februari sudah akan diberlakukan. Tapi sesuai kesepakatan ratas, ditambahkan 4 bulan lagi, jadi 6 bulan (penyaluran bansos beras 10 kg per KPM)," ujar Menko Zulhas di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025).

Namun begitu, ia belum bisa menentukan kapan bansos beras tambahan selama empat bulan itu akan disalurkan. Yang pasti, ia tak ingin bantuan pangan itu didistribusikan saat musim panen.

"Yang 4 bulannya kapan, nanti tunggu keputusan ratas. Karena kita tidak pingin lagi panen, ada SPHP (program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ada pembagian beras. Nanti mengganggu harga," kata Zulhas.

"Nanti kami akan rapat, lihat panennya seperti apa. Kalau sudah musim kemarau atau panceklik, baru lah akan dibagi," dia menegaskan.

Di sisi lain, ia menyebut pemerintah telah menyiapkan tambahan cadangan beras pemerintah (CBP). Untuk penyaluran tambahannya nanti akan diputuskan bersama dengan Menteri Pertanian dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Selain untuk bansos beras, pemerintah juga telah menyiapkan cadangan jagung dan kedelai untuk penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

"Tapi sudah ada cadangan, dicadangkan untuk 6 bulan. Dua bulan sudah (teranggarkan), empat bulan belum. Jagung 250 ribu ton, kemudian kedelai 100 ribu ton, dicadangkan untuk SPHP," tuturnya.

Bantuan Beras 10 Kg Disebar Bulog pada Januari-Februari 2025

Bansos Beras
Penambahan periode bantuan diharapkan selain menjaga stabilitas ketahanan pangan dengan menjaga daya beli masyarakat juga membantu pengendalian inflasi sebagai dampak kenaikan harga beras saat ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo mengungkapkan akan menugaskan Bulog untuk menjalankan bantuan pangan beras untuk 16 juta Penerima Bantuan Pangan 10 kg selama Januari dan Februari 2025.

“Bantuan pangan di bulan Januari dan Februari ini sudah diperintahkan juga oleh Pak Presiden kemarin, bahwa Badan Pangan Nasional akan menugaskan Bulog untuk menjalankan bantuan pangan beras untuk 16 juta PBP sebanyak 10 kg,” ujar Arief dalam konferensi pers, Paket Kebijakan Ekonomi di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (16/12/2024). 

Pada kesempatan yang sama, Arief menjelaskan terkait kenaikan PPN 12 persen tidak akan ada pengenaan PPN untuk komoditas strategis seperti bahan-bahan pokok termasuk bawang merah, bawang putih, semua jenis cabai, telur, ayam, daging, dan sebagainya. 

“Jadi tidak ada pengenaan, karena kemarin ada yang menanyakan apakah komoditas strategis dikenakan PPN 12 persen, jadi tidak ada,” jelas Arief.

 

Harga Beras

Pada kesempatan terpisah, Arief mengungkapkan 2024 menjadi salah satu tahun di mana harga beras biasanya tinggi pada akhir tahun, tetapi saat ini relatif stabil. Arief menjelaskan hal ini disebabkan oleh cadangan pangan pemerintah ada.

“Walaupun kondisi biasanya di Desember dan Januari produksi di bawah karena memang kita masih banyak hujan sawahnya tapi kita bisa stabilkan harga khususnya beras. Harganya baik relatif stabil karena cadangan pangan pemerintah ada,” kata Arief kepada wartawan usai menghadiri konferensi pers, Paket Kebijakan Ekonomi.

Arief menjelaskan saat ini cadangan pangan pemerintah yang ada di Bulog mencapai 2 juta ton. Arief menambahkan untuk komitmen produksi dari Kementerian Pertanian 32 juta ton pada 2025. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya