Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terus naik secara perlahan hingga 2029. Namun, secara angka itu diramal masih di bawah target pertumbuhan ekonomi 8 persen dari Presiden Prabowo Subianto.
Dyah mengutarakan, pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi berada di kisaran 5,1-5,2 persen pada 2025. Sementara di akhir masa pemerintahan kabinet Prabowo, ekonomi diperkirakan hanya mencapai 5,8 persen di 2029.
Baca Juga
Oleh karenanya, Dyah mendorong sinergi dan kolaborasi dengan kelompok usaha, demi menjaga asa target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Advertisement
"Namun tentunya kita menyadari bahwa kita punya target 8 persen. Maka dengan apa yang diperkirakan, kami berharap kerjasama lewat sinergitas yang dibutuhkan. Mari lah kita semangat mengawalnya," ujar Wamendag saat membuka Munas AP3MI 2025 di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Demi menggapai target 8 persen, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan tiga fokus kerja. Pertama, dengan mengamankan pasar dalam negeri. Kedua, dengan memperluas pasar ekspor.
"Bagaimana pasar ekspor diperluas, dengan mengawal perjanjian perdagangan internasional untuk fondasi memperluas market kita di luar negeri. Banyak platform untuk teman usaha ekspor agar bisa sampai ke luar negeri," bebernya.
Ketiga, Kemendag juga mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar berani ekspor dan mau beradaptasi dengan perdagangan global.
"Karena UMKM jadi ranah yang berkontribusi cukup besar, sekitar 60 persen dari GDP. Kita berharap pelaku usaha UMKM bisa menembus pasar internasional," kata Wamendag.
Â
Prabowo Pede
Presiden Prabowo Subianto tak memungkiri, banyak pihak merendahkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Namun, dia tetap berpegang teguh akan target tersebut.
Dia menceritakan baru 3 bulan menjadi Presiden Indonesia. Dia langsung mempelajari ekonomi nasional. Alhasil, setelah dihitung, dia pede pertumbuhan ekonomi nasional bisa tembus 8 persen atau lebih tinggi.
"Saya baru mungkin menginjak bulan ketiga memimpin pemerintahan Republik Indonesia dan semakin saya mempelajari keadaan perekonomian kita, saya semakin merasa percaya diri, saya merasa optimis, saya percaya, saya yakin kita akan mencapai, bahkan mungkin melebihi 8 persen pertumbuhan," tutur Prabowo beberapa waktu lalu.
Â
Advertisement
Banyak yang Nyinyir
Dia mengakui ada banyak pihak yang merendahkan atuu nyinyir atas target pertumbuhan itu. Namun, dia melihat hal itu bukan halangan.
Prabowo bilang, nada negatif itu mencirikan kelemahan sifat elit Indonesia yang tidak percaya diri. Dia menduga sifat itu muncul imbas dari lamanya Indonesia dijajah.
"Mungkin banyak yang nginyir Karena ini memang salah satu kelemahan daripada elit Indonesia adalah tidak percaya diri, suka melihat kawan susah, susah melihat kawan senang. Ini sifat kita untuk koreksi diri, sifat mungkin terlalu lama kita dijajah jadi kita merasa rendah, rendah di dan kita punya suatu rasa kurang berani," bebernya.
Namun, hal itu berubah setelah dia memimpin Indonesia. Ditambah lagi ada bantuan dari jajaran menteri di Kabunet Merah Putih.
"Setelah saya masuk, dibantu oleh menteri-menteri saya, saya positif kita akan bikin kejutan-kejutan besar di minggu-minggu dan bulan-bulan yang akan datang," urai Prabowo.
Â