Liputan6.com, Jakarta - Semakin berkembangnya teknologi digital, sektor perbankan sering menjadi sasaran potensial bagi serangan siber. Meningkatnya insiden peretasan dan penipuan siber pada bank-bank besar membuat banyak nasabah merasa khawatir.
Salah satunya Handrio (32) yang merasa khawatir dengan meningkatnya serangan siber terhadap sektor perbankan.
Kasus-kasus peretasan yang terjadi di bank-bank besar menjadi kekhawatiran tersendiri baginya, terutama karena kejahatan siber dapat mengancam keamanan data dan transaksinya.
Advertisement
"Saya sih cukup khawatir ya, apalagi melihat beberapa kasus serangan siber yang terjadi di beberapa bank besar. Keamanan data dan transaksi jadi semakin penting, dan saya merasa masih ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber," kata Handrio kepada Liputan6.com, Senin (3/2/2025).
Baginya, meskipun bank sudah melakukan berbagai upaya untuk melindungi data dan transaksi nasabah, namun celah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber tetap ada.
Menurut Handrio, autentikasi dua faktor yang diterapkan oleh bank merupakan langkah positif dalam menjaga keamanan data. Namun, ia tetap merasa bahwa sistem keamanan yang ada masih bisa ditingkatkan lebih lanjut.
"Saya rasa bank sudah melakukan yang terbaik dalam hal proteksi data, seperti autentikasi dua faktor. Tapi, saya tetap merasa sih kalau keamanan bisa terus ditingkatkan, terutama kan zaman sekarang teknologi terus berkembang," ujar Handrio.
Lantaran, kata pria berusia 32 tahun ini, teknologi terus berkembang sehingga keamanan perbankan membutuhkan pembaruan sistem yang terus-menerus, serta edukasi yang lebih intensif kepada nasabah mengenai ancaman seperti phishing.
"Saya berharap bank terus memperbarui sistem keamanannya, terus mengedukasi nasabah tentang phishing dan ancaman siber lainnya, dan memberikan perlindungan asuransi untuk transaksi yang terkena dampak serangan," ujarnya.
Meski belum mengalami langsung dampak serangan siber, Handrio sering mendengar cerita dari teman-temannya yang menjadi korban penipuan atau serangan siber di bank tempat mereka bertransaksi.
Hal ini membuatnya lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi digital dan selalu memastikan langkah-langkah keamanan yang diterapkan oleh banknya.
"Saya alhamdulillah belum pernah mengalami langsung, dan jangan sampai terkena ya. Tapi saya sering banget denger dari beberapa temen yang ngalamin bank yang dipakainya terkena serangan siber seperti penipuan gitu. Hal itu sih yang bikin saya sedikit lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan langkah-langkah keamanan yang diterapkan oleh bank saya," ungkapnya.
Nasabah Minta Perbankan Rutin Adakan Sosialisasi Soal Ancaman Kejahatan Siber
Handrio menyarankan agar bank rutin mengadakan seminar atau webinar untuk meningkatkan pemahaman nasabah mengenai cara mengenali phishing, melindungi kata sandi, dan menjaga keamanan aplikasi perbankan.
Ia juga menyarankan perbankan agar rajin mengirimkan tips keamanan melalui email atau notifikasi aplikasi. Menurutnya, hal itu akan sangat membantu nasabah dalam menjaga kerahasiaan data mereka.
"Bank bisa mengadakan seminar atau webinar secara rutin mengenai cara mengenali phishing, melindungi password, dan menjaga keamanan aplikasi perbankan. Selain itu, mengirimkan tips keamanan melalui email atau notifikasi aplikasi juga bisa sangat membantu," ujarnya.
Advertisement
Pentingnya Gunakan Keamanan Ganda
Meskipun ia merasa bahwa sistem keamanan perbankan digital sudah semakin baik, Handrio tetap memilih untuk memverifikasi setiap transaksi dan selalu menggunakan fitur keamanan tambahan, seperti PIN atau autentikasi biometrik, guna meminimalisir potensi risiko.
"Menurut saya, keamanan transaksi digital saat ini semakin baik, tapi saya masih merasa ada potensi kerentanannya. Sistem yang ada mungkin sudah kuat, namun saya pribadi lebih memilih untuk memverifikasi setiap transaksi dan selalu menggunakan fitur keamanan tambahan seperti PIN atau autentikasi biometrik," katanya.
Adapun salah satu hal yang paling penting, menurutnya, adalah perlindungan atau asuransi terhadap kerugian yang disebabkan oleh serangan siber.
Dengan adanya jaminan tersebut, Handrio merasa lebih aman dalam menggunakan layanan perbankan digital, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap sistem keamanan bank.
"Sangat penting (ada asuransi). Jika ada perlindungan atau asuransi terhadap kerugian akibat serangan siber, saya akan merasa lebih aman menggunakan layanan perbankan digital. Ini bisa meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap keamanan bank," ujarnya.
Sebagai nasabah yang melek teknologi, Handrio memahami betul pentingnya menjaga data dan transaksi agar tetap aman. Ia tetap memilih menggunakan perbankan digital karena kemudahannya, namun tidak lupa untuk selalu waspada dan mengikuti perkembangan teknologi keamanan untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
"Saya tetap memilih menggunakan perbankan digital karena banyak banget kemudahannya, tetapi saya juga lebih berhati-hati dan selalu pantau perkembangan teknologi keamanan di zaman sekarang untuk meminimalisir risiko," pungkasnya.