Mengulang Sejarah Kejayaan Satu Abad Indonesia jadi Raja Gula Dunia, Mampukah?

Indonesia pernah mengalami kejayaan industri gula nasional pada tahun 1930, ketika negara ini menjadi salah satu produsen gula terbesar di dunia.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Feb 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 09:30 WIB
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
Indonesia pernah mengalami kejayaan industri gula nasional pada tahun 1930, ketika negara ini menjadi salah satu produsen gula terbesar di dunia.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), berhasil merebut kembali posisi sebagai produsen gula terbesar di Indonesia. Pencapaian ini mengingatkan pada kejayaan industri gula nasional pada tahun 1930, ketika negara ini menjadi salah satu produsen gula terbesar di dunia.

Produksi gula nasional hingga akhir giling tebu 2024 mencapai 2,46 juta ton, meningkat sebesar 190 ribu ton atau sekitar 10 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 2,27 juta ton.

PTPN Group berkontribusi signifikan dengan peningkatan produksi sebesar 13 persen, dari 752 ribu ton pada 2023 menjadi 851 ribu ton pada tahun ini. Kenaikan sebesar 100 ribu ton tersebut berkontribusi sebesar 50 persen terhadap pencapaian kenaikan gula nasional.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa capaian positif ini merupakan hasil kerja keras dan langkah-langkah strategis yang telah dijalankan perusahaan. "Tentunya ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula nasional," ujarnya.

PTPN berkontribusi besar dalam peningkatan produksi gula nasional melalui berbagai inisiatif, termasuk revitalisasi pabrik gula, perbaikan budidaya, efisiensi produksi, penyediaan sarana dan prasarana produksi, bantuan modal, dan digitalisasi.

Restrukturisasi, inovasi, ekspansi lahan, dan operational excellence menjadi faktor utama dalam pencapaian ini. Dari sisi produktivitas, PTPN Group mencatat hasil yang lebih baik dibandingkan rata-rata nasional. Ghani mengatakan bahwa keberhasilan PTPN diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan mendukung swasembada gula nasional.

Menurut Ghani, dukungan pemerintah dalam merevitalisasi industri gula turut membantu pencapaian ini. Dengan berbagai upaya dan dukungan berbagai pihak, PTPN optimistis dapat mengembalikan kejayaan industri gula Indonesia dan mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2027.

”PTPN Group siap menjalankan peran sebagai stabilisator pasokan dan harga gula nasional, guna mendukung ketahanan pangan dan sektor energi nasional,” ucapnya.

Capai Swasembada Gula, BUMN Perkebunan Harus Berdayakan Petani Tebu

Swasembada gula
Tanaman tebu. (Dok. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III)... Selengkapnya

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menegaskan komitmen PTPN Group untuk terus mendukung program Kementerian BUMN dan Presiden Prabowo Subianto dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut disampaikan Ghani saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, dalam rangka Peninjauan Program UKM dan Pemberdayaan di Mojokerto.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, serta Penjabat (Pj.) Wali Kota dan Bupati Mojokerto, mengunjungi beberapa program seperti Kelompok Pemberdayaan PNM Mekaar, Perkebunan Tebu Rakyat PT Sinergi Gula Nusantara, dan Pemberdayaan Ekonomi Desa melalui Desa BRILian.

Menurut Ghani, BUMN dengan fungsinya masing-masing memiliki program yang melibatkan masyarakat sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. ”Misalnya, PTPN Group memiliki kemitraan plasma bersama petani dengan pola kerja sama yang saling menguntungkan. Tentu saja kami tidak bisa sendiri, diperlukan kolaborasi,” ujarnya dikutip Selasa (21/1/2025).

Senada dengan itu, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, menambahkan bahwa kunci keberhasilan program pemberdayaan masyarakat terletak pada komitmen dan sinergi antara semua pihak yang terkait. ”Komitmen dan sinergi berbagai pihak, seperti kementerian, instansi, lembaga, dan pemerintah menjadikan program pemberdayaan yang melibatkan masyarakat bisa berjalan optimal,” ungkapnya.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, memberikan apresiasi kepada SGN atas komitmen mereka dalam mendukung program swasembada gula melalui pemberdayaan petani tebu.

 

Inovatif SGN

Petani Tebu
Seorang petani membawa tebu untuk dijual di pabrik gula di Modinagar di Ghaziabad, New Delhi, (31/1). Pemerintah India akan fokus pada sektor pertanian dalam anggaran tahunannya yang dirilis pada 1 Februari. (AFP Photo/Prakash Singh)... Selengkapnya

Menurut Muhaimin, langkah- langkah inovatif SGN sebagai bagian dari Holding Perkebunan Nusantara, termasuk platform pengembangan petani, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan sektor tebu nasional.

“PT SGN telah menunjukkan kontribusi besar melalui inovasi dan kerja nyata. Program inkubasi tebu yang mereka jalankan tidak hanya mempercepat regenerasi petani, tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk terlibat aktif,” ujarnya.

Muhaimin menyampaikan rasa optimistis bahwa bangsa Indonesia mampu mengatasi tantangan swasembada pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, energi, dan ekonomi karena adanya dukungan dari semua pihak. ”Dengan semangat kolaborasi, sinergi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat ini, kita akan melaksanakan pembangunan lebih cepat,” harapnya.

 

Kemitraan Petani Tebu Contoh Terbaik Pemberdayaan Masyarakat

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Pesantren, Kediri, Jatim pada akhir September lalu. Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton, sehingga sebagian petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9.000 per Kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Pola kemitraan antara pabrik gula dan petani tebu melalui sistem bagi hasil dinilai menjadi bentuk kerja sama sekaligus pemberdayaan masyarakat yang lebih efektif dibandingkan pola kemitraan lain yang bersifat transaksional.

Dalam kemitraan ini, petani tebu mitra mendapat pendampingan dari pabrik gula terkait budidaya tebu, akses ke perbankan dan lembaga keuangan, serta berbagai fasilitas lain yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas gula petani.

”Pola kemitraan petani tebu menjadi contoh terbaik kerja sama yang saling menguntungkan. Berbagai kemudahan akses dan jaringan diberikan kepada petani tebu,” lanjut Mahmudi.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya