Liputan6.com, Jakarta Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, meminta agar pelaku industri keuangan syariah lebih aktif dalam membawa layanan keuangan syariah lebih dekat ke masyarakat.
Perempuan yang akrab disapa Kiki ini bercerita tentang kunjungan kerja ke salah satu daerah di Jawa, yang menunjukkan adanya permintaan tinggi dari masyarakat untuk membuka rekening syariah.
Baca Juga
Namun, kendala utama yang mereka hadapi adalah keterbatasan cabang bank syariah di daerah tersebut, sehingga mereka tidak bisa membuka rekening syariah.
Advertisement
"Jadi, ini PR juga bagi bapak ibu pelaku syariah untuk jemput bola kepada masyarakat yang sebenarnya sudah sangat ingin menjadi konsumen di sektor jasa keuangan syariah," kata Kiki dalam Gerak Syariah 2025, di AEON Mall BSD, Tangerang, Minggu (23/2/2025).
Kinerja Industri Keuangan Syariah
Meskipun di sisi lain, dalam konteks nasional, kinerja industri keuangan syariah Indonesia cukup menggembirakan. Sebagai contoh, pembiayaan perbankan syariah tumbuh sebesar 9,9%, mencapai Rp653 triliun, dengan rasio non-performing loan (NPL) yang tetap terjaga di 2,12%.
Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah juga mengalami pertumbuhan 10,1%, mencapai Rp753 triliun. Di sektor pasar modal, saham-saham syariah dan jumlah investor yang berinvestasi di instrumen syariah juga terus meningkat. Hal ini mencerminkan adanya potensi besar bagi keuangan syariah untuk berkembang lebih jauh di Indonesia.
"Kita melihat jumlah kapitalisasi pasar untuk saham-saham syariah juga terus meningkat, kemudian jumlah investor syariah juga terus bertambah. Begitu juga dengan reksa dana syariah. Jadi, ini merupakan hal positif yang harus terus kita dorong," ujarnya.
Tantangan dalam Mengembangkan Keuangan Syariah
Kendati demikian, kata Kiki, tantangan terbesar industri keuangan syariah adalah bagaimana memperkenalkan dan memasyarakatkan ekonomi serta keuangan syariah secara lebih inklusif.
Produk-produk keuangan syariah yang ada saat ini masih dianggap rumit oleh sebagian kalangan. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan produk yang mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat dengan menggunakan istilah yang lebih sederhana dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
"Sebetulnya PR-nya adalah bagaimana lebih memasyarakatkan ekonomi dan keuangan syariah. Mungkin tantangannya juga adalah menciptakan produk-produk yang lebih mudah diterima, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta menggunakan istilah-istilah yang tidak terlalu sulit dipahami," katanya.
Semakin mudah produk keuangan syariah diakses dan dipahami, semakin besar pula peluang untuk memperluas inklusi keuangan syariah di kalangan masyarakat.
"Karena kita ingin ekonomi dan inklusi keuangan syariah menjadi lebih inklusif bagi seluruh masyarakat kita. Jadi, ini adalah PR bagi kita semua," ujarnya.
Jika melihat hasil survei literasi dan inklusi keuangan syariah tahun lalu, angka yang tercatat cukup menggembirakan. Literasi keuangan syariah meningkat pesat dari 9% menjadi 39%, meskipun angka inklusinya masih terbilang rendah, yaitu 12%.
Meskipun demikian, peningkatan yang luar biasa ini patut disyukuri sebagai hasil kerja sama antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga keuangan, maupun masyarakat.
"Tapi jika dibandingkan dengan sebelumnya, peningkatan ini sudah luar biasa karena literasi naik dari 9% menjadi 39%. Ini adalah sesuatu yang patut kita syukuri, dan saya yakin ini adalah hasil kerja sama dari seluruh pihak," ujarnya.
Advertisement
OJK Gelar Gerakan Cerdas Keuangan
Untuk mempercepat pemerataan pengetahuan dan akses keuangan syariah, OJK telah meluncurkan gerakan nasional cerdas keuangan, yang di dalamnya terdapat program Gerak Syariah dan Gerak Ramadan guna mendorong pemahaman dan adopsi keuangan syariah oleh masyarakat.
Program ini bertujuan untuk lebih mengenalkan konsep keuangan syariah serta memberikan edukasi yang lebih menyeluruh, terutama bagi masyarakat yang belum familiar dengan produk-produk keuangan syariah.
"Kita sudah meluncurkan satu program nasional, Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, di mana di dalamnya ada Gerak Syariah dan Gerak Ramadan untuk mendukung keuangan syariah," jelas Kiki.
Ke depan, semua pihak diharapkan terus bekerja sama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih luas dan merata.
