Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mendorong pengusaha muslim untuk mengembangkan usaha lebih baik salah satunya dengan memasarkan produk-produk lokal. Pemerintah sendiri akan membantu dengan menggelontorkan dana hingga Rp 1,2 triliun guna memperbaharui pasar-pasar tradisional.
"Kami juga menginginkan kalau pengusaha ritel modern bisa menjalin dengan produsen lokal yang ada. Kami juga sudah membuat keputusan menteri, jika toko-toko ritel modern yang menjadi pesaing pasar-pasar lokal, untuk barang mereka yang dijual hampir mencapai sekitar 80% haruslah dari dalam negeri," ujar Gita ketika ditemui dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendag dengan Muhammadiyah di Gedung Pusat Muhamadiyah, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Gita berharap Muhammadiyah sebagai organisasi masa yang cukup besar di Indonesia, turut andil mengajak masyarakat membeli produk-produk dalam negeri.
"Muhammadiyah juga harus selalu mensosialisasikan produk-produk yang berbahaya, sehingga tidak merugikan banyak konsumen," kata Gita.
Menanggapi keinginan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin justru mengeluhkan ekonomi umat Islam yang terus menerus mengalami penurunan. Pasalnya, lapak usaha yang selama ini beroperasi umumnya bukan lagi miliki pengusaha muslim.
Meihat kondisi tersebut, Muhammadiyah mendorong penuh upaya pemerintah yang terus meningkatkan daya saing ekonomi umat muslim. Terlebih lagi, Indonesia memiliki mayoritas terbesar umat islam.
"Kami akan dukung terus pemerintah dalam tingkatkan daya saing ekonomi umat muslim," tutupnya. (Dis/Shd)
"Kami juga menginginkan kalau pengusaha ritel modern bisa menjalin dengan produsen lokal yang ada. Kami juga sudah membuat keputusan menteri, jika toko-toko ritel modern yang menjadi pesaing pasar-pasar lokal, untuk barang mereka yang dijual hampir mencapai sekitar 80% haruslah dari dalam negeri," ujar Gita ketika ditemui dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendag dengan Muhammadiyah di Gedung Pusat Muhamadiyah, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Gita berharap Muhammadiyah sebagai organisasi masa yang cukup besar di Indonesia, turut andil mengajak masyarakat membeli produk-produk dalam negeri.
"Muhammadiyah juga harus selalu mensosialisasikan produk-produk yang berbahaya, sehingga tidak merugikan banyak konsumen," kata Gita.
Menanggapi keinginan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin justru mengeluhkan ekonomi umat Islam yang terus menerus mengalami penurunan. Pasalnya, lapak usaha yang selama ini beroperasi umumnya bukan lagi miliki pengusaha muslim.
Meihat kondisi tersebut, Muhammadiyah mendorong penuh upaya pemerintah yang terus meningkatkan daya saing ekonomi umat muslim. Terlebih lagi, Indonesia memiliki mayoritas terbesar umat islam.
"Kami akan dukung terus pemerintah dalam tingkatkan daya saing ekonomi umat muslim," tutupnya. (Dis/Shd)