Menteri Pedagangan Gita Wirjawan memprediksi neraca perdagangan Indonesia hingga akhir tahun hampir pasti masih mengalami defisit. Alasannya neraca perdagangan Migas selama Januari-Juli 2013 masih tercatat defisit hingga US$ 7,63 miliar. Padahal neraca non-migas mengalami surplus US$ 1,98 miliar.
"Ini saya sudah 2 kali salah (prediksi), jadi mungkin prediksi neraca perdagangan hingga akhir tahun hampir pasti dalam suasana defisit, meskipun dari sisi non migas ada suplus dari ekspor produk-produk seperti otomotif, kapal laut, alas kaki dan lain-lain," ujarnya di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa (3/9/2013).
Gita mengatakan, dengan kondisi yang terjadi saat ini, bukan tidak mungkin defisit neraca perdagangan hingga akhir tahun masih akan bertahan di level US$ 5 miliar. Bahkan parahnya lagi, bisa saja meningkat hingga US$ 6 miliar.
"Saya sedih kalau lihat kenyataan neraca perdagangan saat ini secara keseluruhan berada dalam suasana defisit," lanjutnya.
Kemendag mengatakan defisit neraca perdagangan Migas dipicu meningkatnya permintaan BBM sekitar Juli lalu guna menghadapi masa Ramadhan dan Lebaran. Namun pada Agustus, mulai terlihat pengurangan konsumsi BBM ini sehingga sedikit membantu neraca defisit non-Migas.
"Antisipasi kita Agustus sudah tercermin pengurangan importasi BBM akan bantu neraca non-migas, namun ini meningkat karena pada Juli untuk stok BBM, makanya banyak. Jadinya kalau sekarang defisit US$ 5,6 miliar secara keseluruhan, akan terus menggelembung bisa diatas angka US$ 6 miliar," tandasnya. (Dny/Shd)
"Ini saya sudah 2 kali salah (prediksi), jadi mungkin prediksi neraca perdagangan hingga akhir tahun hampir pasti dalam suasana defisit, meskipun dari sisi non migas ada suplus dari ekspor produk-produk seperti otomotif, kapal laut, alas kaki dan lain-lain," ujarnya di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa (3/9/2013).
Gita mengatakan, dengan kondisi yang terjadi saat ini, bukan tidak mungkin defisit neraca perdagangan hingga akhir tahun masih akan bertahan di level US$ 5 miliar. Bahkan parahnya lagi, bisa saja meningkat hingga US$ 6 miliar.
"Saya sedih kalau lihat kenyataan neraca perdagangan saat ini secara keseluruhan berada dalam suasana defisit," lanjutnya.
Kemendag mengatakan defisit neraca perdagangan Migas dipicu meningkatnya permintaan BBM sekitar Juli lalu guna menghadapi masa Ramadhan dan Lebaran. Namun pada Agustus, mulai terlihat pengurangan konsumsi BBM ini sehingga sedikit membantu neraca defisit non-Migas.
"Antisipasi kita Agustus sudah tercermin pengurangan importasi BBM akan bantu neraca non-migas, namun ini meningkat karena pada Juli untuk stok BBM, makanya banyak. Jadinya kalau sekarang defisit US$ 5,6 miliar secara keseluruhan, akan terus menggelembung bisa diatas angka US$ 6 miliar," tandasnya. (Dny/Shd)