Obama: AS Tidak Pernah Tidak Bayar Tagihan Utang

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengharapkan batas utang dapat dinaikkan untuk menghindari gagal bayar.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Okt 2013, 16:45 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2013, 16:45 WIB
obama-harap-kongres-131006c.jpg

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengharapkan, Kongres mencapai kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman US$ 16,7 untuk menghindari gagal bayar/default.

"Amerika tidak pernah tidak dibayar tagihannya. Saya tidak berharap untuk sampai kesana," ujar Obama dalam sebuah wawancara seperti mengutip Bloomberg, Minggu (6/10/2013).

Pemerintah Amerika Serikat memasuki hari kelima dari dampak penutupan sementara sebagian operasional pemerintahan Amerika Serikat (shutdown). Saat ini hanya kurang dari dua minggu sebelum batas waktu 17 Oktober untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat.

Obama juga meminta warga Amerika Serikat untuk sabar. Hal itu setelah ada gangguan teknologi yang membuat sulit bagi jutaan warga Amerika Serikat untuk mengakses website yang dibuka pada 1 Oktober untuk pendaftaran terbuka mengenai hukum perawatan kesehatan Amerika Serikat.

“Volume untuk mengakses website ini meningkat dan kewalahan. Asuransi ini tidak dimulai sampai Januari, jadi mereka akan punya batas waktu,” kata Obama.

Shutdown pemerintah Amerika Serikat telah membuat 880 ribu karyawan federal Amerika Serikat berhenti kerja. Hal itu menjadi kebuntuan berkepanjangan perdebatan plafon utang Amerika Serikat.

Amerika Serikat tidak akan mampu untuk membayar semua tagihan termasuk tunjangan, gaji dan bunga antara 22 Oktober dan 31 Oktober 2013 jika plafon utang tidak dinaikkan. Amerika Serikat memiiki batas waktu hingga 17 Oktober 2013 untuk menentukan pagu utangnya yang kini rasio utang terhadap PDB-nya 73 persen. (Amh/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya