Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mendapatkan kepercayaan menjadi tuan rumah kegiatan The XX Pacific Rim Banknote Printers Conference (PPRBC) yang berlangsung pada 20-26 Oktober 2013.
PPRBC merupakan konferensi percetakan uang dan bank sentral di wilayah Semenanjung Pasifik yang digelar setiap dua tahun sekali.
Acara ini akan dihadiri 15 negara anggotanya, seperti Amerika, Australia, Brazil, China, Kolumbia, Chili, Thailand, Filipina, Meksiko, Republik Korea, Jepang, Indonesia, India, Hong Kong, dan Kanada.
Pada pertemuan ini, setiap negara anggota dapat bertukar informasi terkait dengan desain uang kertas, metode produksi, peralatan, penelitian dan pengembangan, sistem distribusi, pencegahan pemalsuan dan praktek manajemen umum yang terkait.
Direktur Utama Perum Peruri Prasetio mengatakan, acara ini merupakan momentum yang sangat penting bagi Indonesia dan khususnya Perum Peruri untuk saling bertukar informasi, termasuk mengenai berbagai kemungkinan ke depan terhadap perkembangan percetakan uang, mengingat adanya wacana kebijakan cashless society di dalam bertransaksi kedepannya.
"Konferensi yang berlangsung selama seminggu ini terdiri dari plenary session (sesi umum) dan breakout session dimana terdapat sesi tersendiri bagi para pencetak dan bank sentral. Setiap negara dapat mengajukan maksimal empat makalah yang akan dipresentasikan. Semua sesi ini, baik plenary maupun breakout adalah tertutup bagi umum," ujar Prasetio ketika ditemui dalam acara Pembukaan Pacific Rim Banknote Printers Conference di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Menurut Prasetio, kegiatan ini terlaksana bergantian di antara para negara anggota. Pada 1983, Perum Peruri pernah menjadi tuan rumah The VI PPRBC.
Pada 2011, tuan pertemuan XIX PPRBC adalah Meksiko. Sedangkan pada 2015 dipercayakan kepada Chili sebagai tuan rumah PPRBC berikutnya. Di 2013 ini, PPRBC dilaksanakan di dua wilayah Jakarta dan Bali.
"Kegiatan ini juga merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia kepada para peserta yang ada," kata Prasetio.
Selain itu, ia menjelaskan, acara ini juga merupakan ajang berbagi sesama industri pencetak uang kertas dan terkait teknologinya. Lewat forum ini Indonesia bisa mempelajari teknologi terbaru dan bisa berbagi pengalaman dengan negara lain.
"Dapat pengalaman yang bisa diraih Indonesia dalam mencetak uang. Pasti bisa mendapat pengetahuan yang lebih baik, semakin security baik, akan mengurangi semua kepalsuan dalam mencetak uang kertas," tegasnya. (Dis/Nur)
PPRBC merupakan konferensi percetakan uang dan bank sentral di wilayah Semenanjung Pasifik yang digelar setiap dua tahun sekali.
Acara ini akan dihadiri 15 negara anggotanya, seperti Amerika, Australia, Brazil, China, Kolumbia, Chili, Thailand, Filipina, Meksiko, Republik Korea, Jepang, Indonesia, India, Hong Kong, dan Kanada.
Pada pertemuan ini, setiap negara anggota dapat bertukar informasi terkait dengan desain uang kertas, metode produksi, peralatan, penelitian dan pengembangan, sistem distribusi, pencegahan pemalsuan dan praktek manajemen umum yang terkait.
Direktur Utama Perum Peruri Prasetio mengatakan, acara ini merupakan momentum yang sangat penting bagi Indonesia dan khususnya Perum Peruri untuk saling bertukar informasi, termasuk mengenai berbagai kemungkinan ke depan terhadap perkembangan percetakan uang, mengingat adanya wacana kebijakan cashless society di dalam bertransaksi kedepannya.
"Konferensi yang berlangsung selama seminggu ini terdiri dari plenary session (sesi umum) dan breakout session dimana terdapat sesi tersendiri bagi para pencetak dan bank sentral. Setiap negara dapat mengajukan maksimal empat makalah yang akan dipresentasikan. Semua sesi ini, baik plenary maupun breakout adalah tertutup bagi umum," ujar Prasetio ketika ditemui dalam acara Pembukaan Pacific Rim Banknote Printers Conference di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Menurut Prasetio, kegiatan ini terlaksana bergantian di antara para negara anggota. Pada 1983, Perum Peruri pernah menjadi tuan rumah The VI PPRBC.
Pada 2011, tuan pertemuan XIX PPRBC adalah Meksiko. Sedangkan pada 2015 dipercayakan kepada Chili sebagai tuan rumah PPRBC berikutnya. Di 2013 ini, PPRBC dilaksanakan di dua wilayah Jakarta dan Bali.
"Kegiatan ini juga merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia kepada para peserta yang ada," kata Prasetio.
Selain itu, ia menjelaskan, acara ini juga merupakan ajang berbagi sesama industri pencetak uang kertas dan terkait teknologinya. Lewat forum ini Indonesia bisa mempelajari teknologi terbaru dan bisa berbagi pengalaman dengan negara lain.
"Dapat pengalaman yang bisa diraih Indonesia dalam mencetak uang. Pasti bisa mendapat pengetahuan yang lebih baik, semakin security baik, akan mengurangi semua kepalsuan dalam mencetak uang kertas," tegasnya. (Dis/Nur)