Meski laju inflasi mulai menunjukan penurunan, kabar neraca perdagangan yang kembali mencatatkan defisit membuat sedikit kepanikan di bursa saham nasional.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung ambruk ke zona merah setelah mendengar informasi neraca perdagangan yang kembali defisit. Indeks tercatat ambruk ke level terendahnya di posisi 4,453,26, atau kembali terlempar dari zona 4.500.
Hingga perdagangan pukul 10.19 WIB, IHSG berupaya untuk kembali menguat meski masih di zona merah. Namun sentimen negatif defisit perdagangan membuat kekhawatiran pelaku pasar.
Sebanyak 170 emiten jatuh ke zona merah sementara 43 lainnya masih mampu bertahan menguat.
Sementara itu, investor asing kembali melakukan aksi jual saham dengan nilai relatif masih kecil.
Kecuali sektor agribisnis yang naik 1,05%, hampir seluruh sektor saham kembali masuk zona merah. Pelemahan terbesar dialami emiten konstruksi yang turun 2,38%, diikuti keuangan 1,65%, dan industri dasar 1,4%.
Sebelumnya, BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sepanjang September 2013. Kinerja ekspor-impor mengalami defisit senilai US$ 657,2 juta. Padahl sebulan sebelumnya, neraca perdagangan sempat kembali mencetak surplus,
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam keterangan pers di kantornya, nilai impor Indonesia pada September mencapai US$ 15,47 miliar. Nilai ini turun tipis 0,77% dibandingkan angka impor periode sama sebelumnya 2012 sebesar US$ 15,35 miliar.
Di sisi ekspor, Indonesia mencatat penurunan aktivitas penjualan produk ke luar negeri sebesar 6,25%. Ekspor pada periode September mencapai US$ 14,81 miliar.(Shd)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung ambruk ke zona merah setelah mendengar informasi neraca perdagangan yang kembali defisit. Indeks tercatat ambruk ke level terendahnya di posisi 4,453,26, atau kembali terlempar dari zona 4.500.
Hingga perdagangan pukul 10.19 WIB, IHSG berupaya untuk kembali menguat meski masih di zona merah. Namun sentimen negatif defisit perdagangan membuat kekhawatiran pelaku pasar.
Sebanyak 170 emiten jatuh ke zona merah sementara 43 lainnya masih mampu bertahan menguat.
Sementara itu, investor asing kembali melakukan aksi jual saham dengan nilai relatif masih kecil.
Kecuali sektor agribisnis yang naik 1,05%, hampir seluruh sektor saham kembali masuk zona merah. Pelemahan terbesar dialami emiten konstruksi yang turun 2,38%, diikuti keuangan 1,65%, dan industri dasar 1,4%.
Sebelumnya, BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sepanjang September 2013. Kinerja ekspor-impor mengalami defisit senilai US$ 657,2 juta. Padahl sebulan sebelumnya, neraca perdagangan sempat kembali mencetak surplus,
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam keterangan pers di kantornya, nilai impor Indonesia pada September mencapai US$ 15,47 miliar. Nilai ini turun tipis 0,77% dibandingkan angka impor periode sama sebelumnya 2012 sebesar US$ 15,35 miliar.
Di sisi ekspor, Indonesia mencatat penurunan aktivitas penjualan produk ke luar negeri sebesar 6,25%. Ekspor pada periode September mencapai US$ 14,81 miliar.(Shd)