Ekonomi Tumbuh 6%, RI Masih Kalah Dari China

Target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,8%-6% pada 2014 akan mengantarkan Indonesia menjadi negara ke-2 dengan pertumbuhan ekonomi tercepat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Nov 2013, 09:40 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2013, 09:40 WIB
ekonomi-cina-rebound-131018b.jpg

Menteri Keuangan Chatib Basri mengklaim pertumbuhan ekonomi pada tahun depan yang ditargetkan berada di kisaran 5,8%-6% masih mengantarkan Indonesia berada dalam urutan negara kedua dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di antara anggota Forum G20.

"Tahun depan masih dalam periode stabilisasi sehingga kita harus bersiap-siap mengalami pertumbuhan ekonomi di kisaran sama seperti tahun ini, yakni 5,8%-6%," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/11/2013) malam.

Dia mengatakan, situasi perekonomian pada 2014 juga tidak akan berbeda jauh dengan keadaan saat ini akibat faktor eksternal yaitu pengurangan stimulus moneter (tapering) oleh Amerika Serikat (AS) dan defisit neraca transaksi berjalan sebagai faktor internal penghambat pertumbuhan ekonomi ke depan.

"Walaupun begitu, Indonesia tetap akan menjadi negara kedua dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di antara anggota G20 setelah China," tegas Chatib. Sebelumnya World Economic Outlook IMF memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi China pada 2014 akan berada di level 7,7%.

Dia mengingatkan, supaya pemerintah dan pihak-pihak terkait mempersiapkan diri untuk menghadapi tapering off dari Bank Sentral AS yang diperkirakan bakal terjadi di awal tahun depan.

"Tapering off AS diduga akan terjadi di awal 2014. Persiapannya kami berupa pengetatan fiskal moneter, dan melakukan reformasi struktural karena risiko terbesar yang mungkin dihadapi adalah volatilitas di pasar keuangan," paparnya.

Pemerintah, tambah Chatib, berencana merilis paket kebijakan ekonomi jilid II pada akhir November atau awal Desember ini. Kebijakan ini bakal bersentuhan dengan pajak dan berfokus pada penurunan impor serta meningkatkan ekspor.

"Mudah-mudahan bisa difinalisasi minggu depan, jadi bisa dirilis Desember ini. Dua pekan lagi, akan ada dua paket kebijakan, lalu setelah itu bakal muncul kembali (paket lain)," tukasnya. (Fik/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya