Siapa tak kenal si kembar lucu Upin dan Ipin? Dua tokoh animasi asal Malaysia ini menjadi tontonan yang yang laris manis dinikmati masyarakat luas termasuk di Indonesia.
Ternyata, dua tokoh mungil ini tak hanya memberikan kesenangan bagi para penontonnya, tapi juga mampu mendulang pundi-pundi uang bagi penemunya.
Seperti dikutip dari Focus Malaysia, Kamis (26/12/2013), pendiri perusahaan produksi film dan animasi LES 'Copaque yang menayangkan acara Upin & Ipin, Burhanuddin Radzi dan Ainon, tercatat berhasil meraup banyak keuntungan. Pada 2012, untuk setiap penayangan serial Upin & Ipin di luar negeri, perusahaan tersebut memperoleh bayaran hingga Rp 234 juta.
Meski sukses karena tokoh animasi, Burhanuddin mengaku sama sekali tidak menyukai kartun. Maklum, awalnya, pasangan suami istri tersebut ingin meluncurkan film drama dari perusahaannya.
"Di saat yang sama, kami mendengar anak-anak di Malaysia suka menontong Mickey Mouse dan Tom & Jerry. Maka istri saya menggagas pembuatan film anak-anak yang mengusung budaya Malaysia," terang Burhanuddin.
Bahkan awalnya, animasi tersebut tidak ditujukan untuk berbisnis. Memang, Upin & Ipin lahir dari hobi membuat animasi dan diciptakan secara kebetulan tanpa tujuan bisnis sedikitpun.
Namun sejak diluncurkan secara komersial pada 2007, Upin & Ipin terus mencetak banyak uang. Maklum, tak hanya di Malaysia, penjualan video Upin & Ipin juga laku keras di negara-negara tetangga termasuk di Indonesia.
Bahkan saat ini, LES 'Copaque mampu memperoleh pendapatan senilai 96.000 ringgit Malaysia atau Rp 355,4 juta (Kurs: Rp 3.702 per ringgit) untuk satu iklan yang tayang di sela programnya. Tak heran, setiap tahunnya, gaji pegawai perusahaan film animasi tersebut selalu naik.
Hingga saat ini, saluran khusus Upin & Ipin telah memiliki 600 ribu follower termasuk dari penduduk Indonesia. Perusahaan yang melahirkan Upin & Ipin juga berharap dapat mendirikan bisnis studio mini seperti yang dimiliki Disney Channer.
Ternyata, dua tokoh mungil ini tak hanya memberikan kesenangan bagi para penontonnya, tapi juga mampu mendulang pundi-pundi uang bagi penemunya.
Seperti dikutip dari Focus Malaysia, Kamis (26/12/2013), pendiri perusahaan produksi film dan animasi LES 'Copaque yang menayangkan acara Upin & Ipin, Burhanuddin Radzi dan Ainon, tercatat berhasil meraup banyak keuntungan. Pada 2012, untuk setiap penayangan serial Upin & Ipin di luar negeri, perusahaan tersebut memperoleh bayaran hingga Rp 234 juta.
Meski sukses karena tokoh animasi, Burhanuddin mengaku sama sekali tidak menyukai kartun. Maklum, awalnya, pasangan suami istri tersebut ingin meluncurkan film drama dari perusahaannya.
"Di saat yang sama, kami mendengar anak-anak di Malaysia suka menontong Mickey Mouse dan Tom & Jerry. Maka istri saya menggagas pembuatan film anak-anak yang mengusung budaya Malaysia," terang Burhanuddin.
Bahkan awalnya, animasi tersebut tidak ditujukan untuk berbisnis. Memang, Upin & Ipin lahir dari hobi membuat animasi dan diciptakan secara kebetulan tanpa tujuan bisnis sedikitpun.
Namun sejak diluncurkan secara komersial pada 2007, Upin & Ipin terus mencetak banyak uang. Maklum, tak hanya di Malaysia, penjualan video Upin & Ipin juga laku keras di negara-negara tetangga termasuk di Indonesia.
Bahkan saat ini, LES 'Copaque mampu memperoleh pendapatan senilai 96.000 ringgit Malaysia atau Rp 355,4 juta (Kurs: Rp 3.702 per ringgit) untuk satu iklan yang tayang di sela programnya. Tak heran, setiap tahunnya, gaji pegawai perusahaan film animasi tersebut selalu naik.
Hingga saat ini, saluran khusus Upin & Ipin telah memiliki 600 ribu follower termasuk dari penduduk Indonesia. Perusahaan yang melahirkan Upin & Ipin juga berharap dapat mendirikan bisnis studio mini seperti yang dimiliki Disney Channer.
Pernah cicipi kuliah di ITB
Selain keuntungan dalam jumlah besar, acara favorit anak hingga dewasa ini juga menyimpan fakta lain yang tak kalah menarik. Pemegang jabatan direktur pelaksana di LES 'Copaque ternyata sempat mencatatkan namanya sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Namun tak usai menyelesaikan studinya di jurusan ITB, karena alasan pribadi Burhanuddin kembali ke negara asalnya. Dia melanjutkan studinya di Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan lulus pada 1982. Meski sempat bersekolah di Bandung, Burhanuddin merupakan warga asli Malaysia yang lahir dan besar di negeri Jiran tersebut.
Saat pertama berdiri, karyawannya menyatakan ingin membuat karakter animasi layaknya superhero yang notabene menjadi favorit masyarakat pada umumnya. Namun karena dirasa terlalu sulit, bersama sang istri, dia akhirnya sukses menciptakan program hiburan anak Upin & Ipin.
Meski program Upin & Ipin diproduseri dan merupakan gagasan dari Burhanuddin, tetapi pembuatan animasi tokohnya lahir dari imajinasi brilian tiga pemuda yaitu Mohd Nizam Abdul Razak, Mohd Safwan Abdul Karim dan Usamah Zaid. Ketiganya merupakan lulusan dari Universiti Multimedia, Malaysia. (Sis/Ndw)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓