Kalau Ada Perang 3 Hari, RI Langsung Kalah, Kenapa?

Jika terjadi peperangan maka kendaraan tempur Indonesia hanya bisa bertahan tiga hari karena tidak adanya bahan bakar minyak.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Des 2013, 16:17 WIB
Diterbitkan 31 Des 2013, 16:17 WIB
pelayanan-spbu130728d.jpg

Indonesia sampai saat ini belum memiliki strategi yang kuat dalam penyediaan energi nasional khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM). Lemahnya ketahanan energi nasional mengancam keamanan Indonesia. 

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, jika terjadi peperangan maka kendaraan tempur Indonesia hanya bisa bertahan tiga hari.

"Kita tidak punya strategi bisnis, kalau ada perang tiga hari bisa meninggal. Pesawat ada, kapal ada, tapi tidak bisa diisi air," kata Susilo saat menyaksikan penyerahan tugas penyaluran BBM bersubsidi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/12/2013).

Kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat  Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Bahkan, cadangan BBM Indonesia masih kalah dengan negara-negara yang jauh lebih kecil di Asia tenggara.

"Masa Malaysia punya cadangan strategi 25 hari, Korea 30 hari, Singapura 50 hari, kita 0 cadangan. Tapi kita memang punya cadangan operasional 17 hari yang dimiliki PT Pertamina (Persero), tapi mereka (negara lain) punya cadangan operasional dan cadangan strategis lebih banyak," jelasnya.

Menurut Susilo, badan usaha penyedia bahan bakar sudah ditugaskan untuk menyediakan cadangan BBM hingga 20 hari, namun hal tersebut sampai saat ini belum bisa diterapkan.

"Setiap pelaku seperti Pertamina punya kewajiban mempunyai cadangan BBM 20-30 hari. Ini yang tidak  terapkan, kita harus punya big plan (rencana besar)," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya