Pengusaha Khawatir Banjir Hambat Distribusi Barang

Cuaca buruk dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan terhambatnya arus distribusi produk.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Jan 2014, 12:17 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2014, 12:17 WIB
2-serba-serbi-banjir-140120c.jpg
Cuaca buruk dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan terhambatnya arus distribusi produk. Keterlambatan ini lebih banyak disebabkan oleh akses jalan darat dari dan menuju pelabuhan.

"Keterlambatan untuk ekspor, pegerakan arus barang pasti terhambat, dari pabrik ke pelabuhan pasti terhambat. Akses masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok kan sedang diperbaiki, belum lagi aksesnya juga banjir seperti Kelapa Gading, Sunter," ujar Ketua Komite Tetap Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Komoditi Strategis Kadin Anwar Satta saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (21/1/2014).

Dengan kondisi seperti ini, lanjut Anwar, meskipun arus distribusi tidak terhenti sepenuhnya, namun pergerakan logistik diperkirakan terhambat hingga mencapai 50%.

"Ini memang belum berhenti total, tetapi masih ada pergerakan, sedikit. Ya paling tidak pergerakan barang terhambat 50%," lanjutnya.

Cuaca buruk dan banjir yang terjadi di beberapa titik di Jabodetabek juga berdampak pada suplai bahan baku industri. Hal ini juga yang dikhawatirkan pelaku usaha. "Pengusaha mulai gelisah melihat perkembangan ini, karena industri kan bahan bakunya terlambat datang, kalau seperti itu apa yang mau diproduksi," katanya.

Selain itu, kondisi ini juga berimbas pada produktifitas lantaran akses para pekerja menuju pabrik juga terhalang. "Produktivitas juga pasti menurun karena pekerjanya jg terlambat. Efek dominonya besar, jadi ini menyangkut semua, industri, transportasi, bidang jasa," jelasnya.

Dia mengatakan, saat ini pengusaha belum bisa memastikan besaran kerugian akibat keterlambatan arus barang ini. Namun Anwar berharap kerugiannya tidak sebesar tahun lalu.

"Kerugian belum ada perhitungannya, karena ini masih tetap bergerak, kalau dia lumpuh total, baru kita bisa prediksi. Kerugian tahun lalu karena pergerakan arus barang terhambat mencapai Rp 20 miliar per hari," tuturnya.

Untuk itu, pengusahan meminta agar pemerintah baik pusat maupun daerah untuk segera melakukan revitalisasi infrastruktur di wilayah Jabodetabek yang sudah digagas sejak lama namun dinilai masih lamban dalam pelaksanaanya.

"Kerjasama antara Pemprov DKI, Jawa Barat, Banten harus benar-benar direalisasikan. Harusnya kita bisa memprediksi apa yang terjadi 1 tahun berikutnya, karena ini terjadi musiman tiap tahun, makanya harus segera diperbaiki infrastruktur. Karena jalan yang rusak akibat hujan ini bisa sekitar 10%-15%," tandasnya. (Dny/Ndw)

Baca juga:

Cuaca Buruk Hambat Pengiriman Logistik Jalur Laut

Properti di Daerah Langganan Banjir Harga Jualnya Turun

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya