MU Soroti Ancaman Terorisme

Suatu kebanggaan bisa menyaksikan langsung aksi Manchester United dengan mata telanjang. Juli nanti, fans MU di Indonesia berkesempatan lantaran Jakarta masuk dalam agenda tur mereka. Tapi ada kekhawatiran dari MU yang terus diikuti perkembangannya.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Apr 2009, 15:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2009, 15:30 WIB
img_bung_karno.jpg
Indonesia tidak ketinggalan dilirik oleh klub-klub besar di Eropa dalam melebarkan sayap bisnis mereka. Setelah tahun lalu ada Bayern Muenchen, Indonesia kembali dihampiri klub kenamaan. Juli nanti, kesempatan bagi fans Manchester United melihat langsung tim kesayangannya langsung dengan mata telanjang kesampaian juga.

Selain China, Korea Selatan (Korsel) dan Malaysia, Indonesia termasuk salah satu negara yang dituju MU dalam rangkaian tur Asia Timur 2009. Tim besutan Sir Alex Ferguson yang janjinya tampil dengan kekuatan inti itu akan bertanding melawan Indonesia Selection di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Buat fans MU atau pecinta sepakbola di Indonesia pada umumnya tentu membanggakan bisa melihat tim bertabur bintang. Tapi ada tantangan yang harus dijawab. Amankah Indonesia buat para tamu? Ya, situasi keamananlah yang terus dipantau MU.

Seperti dilansir The Telegraph, MU tengah memonitor situasi keamanan Indonesia yang menurut mereka merupakan salah satu negara dengan potensi serangan terorisme cukup tinggi. Kementerian Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris (FCO) menyatakan ancaman terorime di Tanah Air cukup besar.

Indonesia tidak sendiri, Thailand yang menjadi temnpat persinggahan Liverpool ikut diceermati. Sebuah saran di situs resmi (FCO) menyatakan bahwa, “Ancaman teror di Indonesia dan Thailand  masih hidup. Kami yakin para teroris terus berencana menebar teror, termasuk di dalamnya tempat-tempat berkumpulnya para ekspatriat dan wisatawan asing.”

Dalam keterangannya itu FCO menggarisbawahi tragedi bom Bali yang terjadi pada 2002 dan 2005. Untuk ancaman terorisme ini Indonesia masuk ke dalam negara yang berpotensi cukup tinggi. Sedangkan Thailand, kondisi di sana sedang bergejolak akibat unjuk kekuatan politik berbasis massa.

Untuk kasus teror, komentar dari bos Arsenal, Arsene Wenger cukup menarik. Sesaat setelah aksi serangan terhadap tim kriket Sri Lanka di Pakistan, Wenger menyebutkan bahwa tim sepakbola nantinya bisa dijadikan sasaran yang diincar pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

MU sendiri menyatakan mempertimbangkan serius saran dari FCO. Komunikasi dengan FCO dan otoritas di Indonesia, dalam hal ini PSSI dan pihak Polri, terus dilakukan MU. “Kami tidak ingin pengamanan berlebih, tapi klub merasa perlu mendengar saran dari FCO mengenai setiap tujuan dari perjalanan yang  kami jadwalkan,” demikian pernyataan dari juru bicara MU.

Tapi fans MU di Indonesia jangan lantas pesimistis. “Kami tetap yakin dengan rencana awal tur ke Asia tanpa mengesampingkan saran yang dilayangkan,” imbuh jubir MU. Terlepas pertentangan kehadiran klub-klub besar Eropa lebih banyak membawa keuntungan atau mudaratnya, semua sepakat jika setiap rakyat Indonesia wajib menjaga nama baik bangsa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya