Menpora Disebut Telah Hancurkan Niat Baik Ketum PSSI

Djamal heran kepada Menpora yang tidak mau menganggap La Nyalla Mattallitti sebagai Ketua Umum PSSI sesuai dengan hasil Kongres Luar Biasa.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 10 Mei 2015, 08:06 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2015, 08:06 WIB
Menpora Umumkan Nama Tim Transisi PSSI
Menpora Imam Nahrawi (kiri) menunjukkan Blue Print dan Road Map saat jumpa pers terkait pembentukan tim transisi PSSI di kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (8/5/2015). Menpora mengumumkan sejumlah nama yang menjadi Tim Transisi. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu Executive Comitte PSSI, Djamal Azis masih bertanya-tanya dengan keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi yang memutuskan untuk membekukan federasi sepak bola Indonesia (PSSI) sejak 17 April silam.

Terlebih lagi, Djamal heran kepada Menpora yang tidak mau menganggap La Nyalla Mattallitti sebagai Ketua Umum PSSI sesuai dengan hasil Kongres Luar Biasa di Surabaya, beberapa waktu lalu. Bahkan menurutnya, La Nyalla adalah orang yang paling berjasa ketika menyudahi dualisme sepak bola di Indonesia pada tahun 2010.

"La Nyalla itu sudah terjerumus di sepak bola. Dia ingin melanjutkan perjuangannya, makanya La Nyalla sangat mudah terpilih kembali menjadi ketua umum. Sebab, semua anggota PSSI dan pemilik suara tahu kredibilitas beliau," ujar Djamal kepada wartawan.

Tidak hanya menyatukan sepak bola Indonesia yang sempat mengalami dualisme, menurut pria asal Madura tersebut, La Nyalla juga membantu keperluan tim nasional Indonesia dengan uang pribadinya.

"Dia mengeluarkan semua uang pribadinya untuk sepak bola. Membiayai pegawai, membiayai persiapan Timnas, dari junior sampai senior, membiayai klub-klub sudah tidak terhitung nominalnya. Tapi kenapa dijegal," Djamal terheran.

Pada Jumat (8/5/2015), Menpora telah mengumumkan 17 nama tim transisi yang mempunyai tugas untuk menggantikan peran PSSI setelah dibekukan. Dengan pembentukan tim transisi, Menpora ingin mencegah terjadinya kasus pengaturan skor hingga memberantas mafia sepak bola.

Namun, hal itu bertentangan dengan statuta FIFA karena, sebuah federasi sepak bola dalam satu negara tidak boleh diintervensi oleh pemerintah. Jika ada campur tangan pemerintah, maka FIFA tidak segan memberikan hukuman.

FIFA sendiri masih memberikan kesempatan hingga 29 Mei sebelum memberikan sanksi kepada Indonesia.

Baca juga:

Statistik Kegagalan Ronaldo Bersama Madrid

Pantaskah Depay Gabung MU? Intip Statistiknya di Sini

5 Pesepak Bola Kakak Adik Paling Terkenal di Dunia

Tim Transisi Dipenuhi Politikus, PSSI: Sanksi FIFA Semakin Dekat

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya