Sanksi FIFA Turun, Tim Transisi Masih Belum Bisa Beraksi

Pil pahit harus diterima masyarakat pecinta sepak bola Indonesia karena FIFA baru saja menjatuhkan sanksi kepada PSSI.

oleh Risa Kosasih diperbarui 31 Mei 2015, 16:21 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2015, 16:21 WIB
Ketua Tim Transisi PSSI Bibit Samad Riyanto
Pil pahit harus diterima masyarakat pecinta sepak bola Indonesia karena FIFA baru saja menjatuhkan sanksi kepada PSSI.

Liputan6.com, Jakarta - Pil pahit harus diterima masyarakat pecinta sepak bola Indonesia karena FIFA baru saja menjatuhkan sanksi kepada PSSI. Organisasi pimpinan La Nyalla Mattalitti itu dianggap tak mampu menyelesaikan masalah yang ada di dalam negeri yakni intervensi pemerintah dalam melakukan kegiatan persepakbolaan sebelum tenggat waktu yang diberikan FIFA.

Dalam surat sanksi FIFA yang dirilis pada 30 Mei 2015, berisi penjelasan bahwa Exco FIFA menyimpulkan pihak kementerian (atau badan lainnya) telah ikut menganggu aktivitas PSSI yakni dalam kategori pelanggaran serius sesuai Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA.

Hukuman baru bisa dicabut bila salah satunya adalah Exco PSSI terpilih bisa menyelesaikan permasalahan secara independen tanpa pengaruh dari pihak ketiga, termasuk Kementerian (atau badan lainnya). Dalam hal ini adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Salah satu anggota tim transisi bentukan Kemenpora, Cheppy T. Wartono, mengatakan dirinya masih perlu sabar menunggu langkah Menpora usai sanksi FIFA ini serta hasil sidang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk melanjutkan aktivitas timnya.

"Kami masih harus konfirmasi ulang karena sudah dengar pernyataan dari Kemenpora terkait kejanggalan-kejanggalan dalam surat sanksi FIFA," kata Cheppy dalam sambungan telepon dengan Liputan6.com, Minggu (31/5) siang.

"Kedua, kami juga sambil menunggu putusan tetap PTUN. Kami tidak mungkin melampaui langkah pemerintah. Kami juga ikut prihatin dengan sanksi FIFA, tapi seperti kata presiden dan Menpora, inilah momentum awal reformasi sepak bola," kata pria yang pernah mengenyam pendidikan di European University-Antwerpen, Belgia, tersebut.

Dalam tim yang berjumlah 13 orang tersebut, Cheppy mengaku masuk dalam kelompok kerja (pokja) komunikasi, yang nantinya melakukan lobi-lobi terhadap pihak luar dalam menyusun dan mengawasi program jangka panjang pengelolaan federasi olahraga ini.

"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan tata kelola sepak bola yang transparan dan punya kapabilitas," pungkas Cheppy.

Baca Juga:

Indonesia Kena Sanksi FIFA, Keanggotaan Dicabut

Hasil Lobi PSSI ke FIFA, Timnas U-23 Tetap Main di SEA Games 2015

Juara Copa del Rey, Barca Selangkah Lagi Sapu Bersih Tiga Gelar

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya