Liputan6.com, Bogor - Sanksi FIFA terhadap PSSI ternyata tidak hanya berimbas pada klub dan pemain sepakbola Indonesia saja. Para pelaku bisnis yang menggantungkan hidupnya dari sepakbola pun terkena dampaknya.
Salah satunya adalah para pengusaha kaos bola yang telah meneken kontrak dengan klub-klub yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama. Akibat dihentikannya liga, mereka mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Marketing Communications Maniak Baju Bola (MBB) Muhamad Ikbal Hakiki menuturkan, pihaknya sendiri telah melakukan kerjasama dengan 7 tim ISL diantaranya seperti Pelita Bandung Raya (PBR), persebaya.
Selain itu, ada 9 tim Divisi Utama seperti Persikabo Bogor untuk pembuatan kaos tim, tas, jaket dan lainnya.Pihaknya mengaku telah menggelontorkan uang ratusan juta rupiah untuk meng-endorse tim-tim tersebut, dengan harapan bisa melakukan promosi jika para tim tersebut berlaga yang disiarkan televisi. Namun setelah liga terhenti, hal itu sangat merugikan bagi pihaknya.
Dengan tidak adanya liga, lanjutnya, artinya kesepakatan kerjasama batal dan tidak ada promosi. Dengan tidak adanya promosi berarti berdampak pada penjualan, yang seharusnya orang tahu jadi tidak tahu.
“Jelas rugi, karena kita sendiri mengendorse tim ini kan mempunyai target untuk promosi. Minimal promosinya bisa masuk televisi lah, istilahnya orang mengenal MBB itu apa,” katanya saat ditemui di kantornya Jalan Gunungbatu, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/6/2015).
Lanjut ke halaman berikutnya....
2
Ikbal menjelaskan, meski kontrak dengan klub hanya berlangsung satu musim sekali, namun pembuatan kaos, tas, jaket dan lainnya itu diselesaikan pada saat liga belum bergulir. Saat itu, kata dia, pembuatan sendiri dilakukan saat belum adanya kisruh yang mengakibatkan liga dihentikan.
Namun karena dihentikan oleh PSSI dan akhirnya disanksi oleh FIFA, kaos yang telah dibuat berjumlah banyak ini hanya bisa tersimpan dalam gudang.
“Kalau untuk tim yang ISL sudah kita kirim tahap pertama. Karena memang kita kirimnya dua tahap. Nah setelah disanksi FIFA dan liga dihentikan, jelas akhirnya kaos yang jumlahnya berkodi-kodi ini hanya masuk dalam gudang,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Ikbal, pihaknya hanya bisa memproduksi baju hanya untuk bahan jualan saja di toko. Ia berharap kisruh persepakbolaan Indonesia cepat selesai, dan usaha yang telah dirintis sejak 2013 ini bisa hidup kembali.
Baca Juga:
5 Kandidat Kuat Pengganti Sepp Blatter
Mantan Petinggi FIFA Akui Disuap untuk Piala Dunia 1998 dan 2010
MU dan Madrid Sepakati Transfer De Gea
Advertisement