Menggugah, Surat Perpisahan Direktur Teknik PSSI (I)

Huistra menulis soal pengalamannya selama bertugas di Indonesia.

oleh Risa Kosasih diperbarui 23 Des 2015, 20:45 WIB
Diterbitkan 23 Des 2015, 20:45 WIB
20151105-Pelatih PBR- Pieter Huistra-Ciputat
Pieter Huistra memberikan arahan pada pemain PBR saat uji coba lawan Villa 200 di Lapangan ISCI, Ciputat, Kamis (5/11/2015). Menurut, Pieter Huistra dengan melatih PBR, ia bisa membantu sepak bola Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari setahun yang lalu, nama Pieter Huistra diumumkan PSSI sebagai Direktur Teknik yang baru. Sejak awal kedatangannya, Huistra bertugas membantu memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia, terutama sektor kepelatihan dan usia muda.

Baca Juga

  • Mengharukan, Bocah Korban Perang Ini Dipeluk Ronaldo
  • Demi Istri Tercinta, Irfan Bachdim Rela Jadi Fotografer Dadakan
  • Agum Panggil Bepe Ikut Rapat Tim Ad Hoc

Sayang, pada 2 Desember 2015 lalu, PSSI memutuskan untuk tidak menggunakan jasanya sementara waktu. Pasalnya, sanksi FIFA telah menggugurkan Indonesia di segala ajang internasional.

Dikutip dari situs pribadinya, pieterhuistra.nl, pada Rabu (23/12/2015) sore, Huistra menulis soal pengalamannya selama bertugas di Indonesia. Pengalaman menarik sampai yang membuat frustrasi dijadikan pria asal Belanda tesebut sebagai pelajaran.

"Ketika saya datang pertama kali, ada banyak energi di kantor PSSI ini. Banyak perubahan dibuat untuk dua tahun mendatang dalam pengembangan sepak bola di negara yang gila bola," tulis Huistra dalam artikel yang diunggahnya pada 19 Desember lalu.

Huistra tak sendirian menjadi orang asing di kantor PSSI. Direktur kepelatihan PSSI, Poravankara Narayanan Nair Sivaji ikut merasakan dampak sanksi FIFA dan pembekuan PSSI oleh SK Menpora.

Sivaji adalah instruktur berlisensi AFC dan anggota Komite Teknik AFC yang membekali pelatih-pelatih di Indonesia untuk memperoleh lisensi kepelatihan. "Kami berkonsentrasi pada satu pilar terpenting dalam peningkatan sepakbola: pendidikan pelatih. Dalam waktu singkat, kami mengatur program bagi para pelatih agar mereka dapat lisensi AFC di Indonesia," tulis Huistra lagi.

Miris memang, mengetahui bahwa dalam empat tahun terakhir sebelum dua orang ini datang, tak ada kursus pelatih level AFC yang digelar di tanah air. Dalam setahun, PSSI akhirnya menhasilkan 40 kursus berlisensi A, B, dan C AFC serta 36 lisensi D Nasional di tahun 2015.

Huistra sempat ditunjuk sebagai pelatih interim tim nasional Indonesia pada Mei silam. Keputusan tersebut diambil seusai rapat Komite Eksekutif PSSI karena Indonesia bakal menghadapi Taiwan dan Irak untuk ajang Pra-Piala Dunia 2018.

Sayang, baru ditunjuk menggantikan posisi Benny Dollo, sanksi FIFA keburu jatuh dan dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman, Huistra menerima pinangan Persipasi Bandung Raya sebagai pelatih kepala.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya