Bulu Tangkis, Kolam Emas Olimpiade yang Sempat Mengering

Tradisi emas Indonesia lewat cabang bulu tangkis sempat tersendat.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 02 Agu 2016, 14:50 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2016, 14:50 WIB
Bulu Tangkis
Pebulu tangkis Indonesia telah mempersiapkan diri sebelum tampil di Olimpiade Rio 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Tanpa mengecilkan peran cabang olahraga lainnya, bulu tangkis punya arti penting bagi kiprah Indonesia di ranah Olimpiade. Lewat olahraga tepok bulu ini, lagu "Indonesia Raya" untuk kali pertama akhirnya berkumandang di Olimpiade Barcelona, 1992.

Kontingen Indonesia benar-benar memanfaatkan masuknya olahraga ini ke multievent empat tahunan itu. Setelah melewati penantian panjang, Indonesia langsung memboyong dua emas pada kali pertama olahraga ini dipertandingkan di Olimpiade. Selain akhir paceklik emas Merah Putih, keberhasilan ini sekaligus semakin mendongkrak popularitas bulu tangkis di Indonesia.

Meski sangat digandrungi masyarakat, bukan berarti bulu tangkis lahir di Indonesia. Bulu tangkis disinyalir sudah berkembang sejak zaman Mesir Kuno sekitar 2000 tahun lalu. Disebut-sebut pula berkembang di India dan Tiongkok. Nenek moyang olahraga ini diperkirakan sebuah permainan Tiongkok bernama Jianzi, permainan memakai kok, tapi tanpa raket.

Kok ditendang-tendang agar tak menyentuh tanah selama mungkin.

Di Inggris, pada zaman pertengahan, olahraga ini lebih mirip dengan yang dikenal sekarang. Permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Dengan memakai dayung atau tongkat, mereka bersiasat bersama-sama untuk menjaga kok tetap berada di udara. Permainan ini jadi pemandangan sehari-hari di jalan-jalan London pada 1854.

 

Tahukah Anda?

Hendra Setiawan berpeluang merebut dua emas Olimpiade dengan pasangan yang berbeda.

 

Lama-kelamaan, olahraga ini terus berkembang dan mulai kompetitif di bawah kendali tentara Britania di Pune, India, pada abad ke-19. Mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Para tentara kemudian membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an.

Olahraga ini kemudian mendapatkan namanya pada 1860 dalam sebuah pamflet yang dibuat Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul Badminton Battledore - a new game atau Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru. Hal ini melukiskan permainan ini dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.

Rancangan peraturan tentang permainan ini ditulis Klub Badminton Bath pada 1877. Sementara Asosiasi Bulu Tangkis Inggris resmi dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertama kali digelar pada 1899 dengan Kejuaraan All England.

Pada 1934, Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF didirikan. Hanya beberapa negara jadi anggota, yakni Inggris, Denmark, Prancis, Irlandia, Netherland, Selandia Baru, dan Wales. Saat itu, Sir George Thomas dari Inggris terpilih sebagai ketua BWF.

Pada 1949, digelar pertandingan beregu putra untuk memperebutkan piala Sir George Thomas yang dikenal dengan Thomas Cup. Delapan tahun berselang, digelar pertandingan beregu putri untuk memperebutkan piala Ny Betty Uber atau dikenal dengan nama Uber Cup. Piala Thomas dan Piala Uber kemudian digelar dua tahun sekali.

Aturan Main

20160509-Mantan Pengurus dan Legenda Bulutangkis Indonesia Hadiri HUT PBSI ke-65-Jakarta
Alan Budikusuma dan Susi Susanti mengawali tradisi emas Indonesia di Olimpiade.

Seiring kian kompetitifnya bulu tangkis, aturan main juga terus berkembang. Lapangan bulu tangkis berbentuk empat persegi panjang dengan panjang 13,40 meter dan lebar 6,10 meter. Sementara tebal garis tepi 5 sentimeter. Inti dari bulu tangkis adalah memukul bola (kok atau shuttlecock) melewati jaring atau net agar jatuh di bidang permainan lawan.

Sistem perhitungan poin bulu tangkis terjadi beberapa kali perubahan. Pada sistem klasik, sistem perhitungannya 3x15 poin untuk nomor tunggal putra, ganda putra, dan ganda putri. Sementara untuk nomor tunggal putri 3x11.

Di nomor putra, bila poin berimbang hingga 13 sama, maka pemain/pasangan yang terlebih dulu mencapai angkat itu berhak menentukan jus 5 atau tidak. Dan bila skor kembali 14 sama, maka yang akan menentukan apakah terjadi jus 3 (permainan akan berakhir pada poin 17) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 15). Bila keputusan jus telah diambil pada skor 13 sama, maka tidak ada penambahan poin lagi bila terjadi kedudukan 14 sama.

Sistem yang berlaku adalah sistem pindah bola atau pemain/pasangan yang melakukan servis yang dapat poin. Seorang/sepasang pemain akan memenangkan pertandingan jika telah memenangkan dua set permainan. Sistem ini berlaku sampai 2002.

Setelah itu, sistem yang digunakan adalah perhitungan 5x7. Sistem yang berlaku masih sistem pindah bola atau cuma pemain/pasangan yang melakukan servis yang dapat meraih poin.

Namun, berbeda dengan sistem klasik, seorang/sepasang pemain baru akan memenangkan pertandingan bila telah memenangkan tiga set permainan. Sistem perhitungan ini tidak berumur lama karena hanya dipakai sampai Agustus 2002.

Sistem perhitungan kemudian kembali ke sistem klasik, tapi dengan sedikit perubahan. Untuk partai tunggal putra dan semua partai ganda, satu set terdiri dari 15 poin. Bila terjadi skor imbang 14-14, pemain/pasangan yang lebih dulu mencapai angka 14 akan menentukan apakah terjadi jus 3 (permainan bakal berakhir pada poin 17) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 15).

Sedangkan untuk tunggal putri, satu set terdiri dari 11 poin. Bila terjadi kedudukan 10 sama, pemain yang lebih dulu mencapai angka 10 akan menentukan apakah terjadi jus 2 (permainan akan berakhir pada poin 12) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 11).

Mulai Mei 2006, diberlakukan sistem reli 3x21 poin. Tidak ada perbedaan sistem perhitungan baik untuk tunggal atau ganda maupun untuk putra atau putri.

Sistem yang berlaku adalah sistem reli poin atau dengan kata lain setiap seorang pemain melakukan kesalahan, lawan langsung memperoleh poin. Seorang/sepasang pemain akan memenangkan pertandingan bila telah memenangkan dua set permainan.

Bila terjadi kedudukan 20 sama, otomatis akan terjadi jus 2 (permainan akan berakhir pada poin 22). Jus 2 akan otomatis diberlakukan bila kemudian terjadi lagi kedudukan sama (permainan akan berakhir dengan selisih 2 poin). Bila terjadi kedudukan 29 sama, tidak lagi diberlakukan jus (permainan akan berakhir pada poin 30).

Perjalanan Indonesia

Hendra Setiawan dan Kido Markis, juara ganda putra Olimpiade Beijing 2008. (AFP/Goh Chai Hin)
Hendra Setiawan dan Markis Kido saat merebut emas Olimpiade Beijing 2008.

 

Sementara itu, di Indonesia, permainan bulu tangkis baru dibentuk pada 5 Mei 1951 dengan berdirinya PBSI. Olahraga ini langsung berkembang dan pada 1968 Indonesia untuk kali pertama menjadi juara dunia tunggal putra lewat Rudi Hartono.

Bulu tangkis lalu dipertandingkan pada ajang Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol. Saat itu, Indonesia meraih dua medali emas tunggal putra dan tunggal putri lewat Alan Budikusuma serta Susi Susanti. Indonesia kemudian menjaga tradisi emas Olimpiade.

Di Olimpiade 1996 Atlanta, Indonesia meraih medali emas melalui nomor ganda putra melalui pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainaky. Empat tahun kemudian di Sydney, giliran ganda putra Tony Gunawan/Chandra Wijaya yang menjadi tradisi emas. Setelah itu pada 2004 di Olimpiade Athena, Taufik Hidayat menyumbang medali emas lewat nomor tunggal putra.

Pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan tetap menjaga tradisi emas Inidonesia di Olimpiade Beijing 2008. Sayang, Indonesia gagal meraih medali emas pada Olimpiade London 2012.

Setelah tanpa gelar di Olimpiade London 2012, cabang bulu tangkis siap menyumbang medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di Brasil, Agustus mendatang. Nomor ganda putra dan ganda campuran masih menjadi andalan untuk menyumbang medali. Tapi, tak menutup kemungkinan ganda putri juga mempersembahkan medali.

Setidaknya, cabang bulu tangkis bisa mencetak sejarah di Olimpiade Rio. Pertama, Hendra Setiawan berpeluang menjadi pemain ganda putra Indonesia yang bisa meraih dua medali emas Olimpiade. Hendra sebelumnya pernah meraih medali emas di Olimpiade Beijing 2008. Berpasangan dengan Markis Kido, ketika itu Hendra menang atas pasangan tuan rumah Fu Haifeng/Cai Yun dengan skor 12-21, 21-11, dan 21-16.

Kedua, sejarah bisa dicetak lewat ganda campuran. Sejauh ini, prestasi terbaik ganda campuran di Olimpiade adalah medali perak. Tri Kursharjanto/Minarti Timur meraih medali perak pada Olimpiade Sydney 2000. Delapan tahun kemudian, Nova Widianto/Liliyana Natsir harus puas dengan medali perak usai kalah dari pasangan Korea Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung di Olimpiade Beijing. Kini, Liliyana yang berpasangan dengan Tontowi Ahmad berpeluang meraih medali emas Olimpiade 2016.

Terakhir, ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari berpeluang membuat sejarah di pentas olahraga empat tahunan itu. Sejak dimainkan di Olimpiade Barcelona 1992, ganda putri belum pernah sama sekali meraih medali.

Juara di Singapore Open Super Series 2016, Korea Open Super Series 2015, serta medali emas Asian Games Incheon 2014 menunjukkan kekuatan Greysia/Nitya seimbang dengan lawan-lawan mereka yang lebih dijagokan.

Indonesia mengirimkan 10 pebulu tangkis untuk bersaing di Olimpiade Rio. Mereka adalah Tommy Sugiarto (tunggal putra), Linda Wenifanetri (tunggal putri), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri), serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto (ganda campuran).

Cabang bulu tangkis akan dimainkan pada 11 – 20 Agustus 2016 di Stadion Riocentro Pavilion 4.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya