Liputan6.com, Canberra - Ambisi Valentino Rossi untuk meraih gelar juara dunia MotoGP kedelapan pada tahun ini pupus sudah. Upayanya digagalkan pembalap Repsol Honda Marc Marquez yang sudah memastikan gelar tersebut pada MotoGP Jepang, 16 Oktober lalu.
Baca Juga
Advertisement
Meski masih mampu bersaing dengan pembalap muda, Rossi tidak bisa mengelak bahwa kemampuannya sudah menurun pada usia 37 tahun. Jeremy Burgess menilai Rossi mulai menunjukkan penurunan dalam hal kecepatan, reaksi, dan ketangkasan.
Berbeda dengan Marquez. Pembalap 23 tahun itu beberapa kali menunjukkan kehebatan reaksi saat menghindari insiden yang membuatnya nyaris terjatuh.
"Marquez mampu menghindari insiden terjatuh karena dia sangat lincah. Sementara Rossi, dengan seiringnya waktu berjalan, dia lebih lambat dalam hal reaksi di lintasan," kata Burgess dalam wawancara dengan Motor Sport di sela-sela balapan MotoGP Australia di Sirkuit Phillip Island, 23 November lalu.
Burges yang pernah menjadi kepala mekanik Rossi menambahkan, ia melihat sejumlah insiden yang menimpa pembalap asal Italia itu pada MotoGP 2016 sangat aneh.
"Valentino Rossi telah membuat beberapa kesalahan tahun ini, di Assen dan Jepang menarik perhatian saya," tutur Burges. "Yang di Belanda sangat tidak biasa, karena dia biasanya tidak kecelakaan ketika memimpin."
Pasang Target Juara
Burges menyarankan agar Rossi selalu pasang target juara di tiap seri jika ingin meraih gelar juara dunia MotoGP kedelapan, yang nyaris diraihnya pada 2015.
"Menurut saya, di musim lalu, Rossi tidak kalah di tiga seri terakhir. Namun ia kalah di beberapa seri sebelumnya ketika hanya fokus untuk naik podium," ujarnya.
"Untuk bisa jadi juara dunia, seorang pembalap harus terus memasang target meraih kemenangan di tiap seri."
Advertisement