Inilah Daftar Ketua Umum PSSI dari Masa ke Masa

Edy Rahmayadi terpilih menjadi ketua umum ke-16 dalam sejarah panjang PSSI.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Nov 2016, 20:10 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2016, 20:10 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kamis (10/11/2016) menjadi tonggak baru bagi PSSI. Mulai pagi tadi, digelar Kongres Pemilihan PSSI untuk memilih Ketum, Waketum, dan Komite Eksekutif. Ini merupakan Kongres Pemilihan selepas sanksi FIFA dicabut.

Edy Rahmayadi akhirnya terpilih menjadi ketua umum ke-16 dalam sejarah panjang PSSI. Seperti dilansir dari pelbagai sumber, Ketum PSSI pertama adalah Soeratin Sosrosoegondo. Itu sekaligus dimulainya PSSI dalam awal pembentukan. Ketika itu PSSI dibentuk dengan tujuan awal sebagai propaganda untuk membangkitkan semangat nasionalisme pemuda dalam mengusir penjajah.

Selanjutnya, beberapa tokoh berturut-turut memimpin PSSI. Setelah Artono Martosoewignyo, muncul sosok Maladi yang memimpin pada 1950-1959. Dia bahkan menjadi Menteri Penerangan dan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga.

Kemudian muncul Abdul Wahab Djojohadikoesoemo. Dan sosok eks mantan pemain mulai menjadi Ketua Umum. Yakni Maulwi Saelan (1964-1967). Dia pernah memperkuat Timnas Indonesia di era 1950-an.

Mantan pejabat negara pernah menjadi Ketum PSSI. Dia adalah Ali Sadikin pada 1977-1981. Ali sebelumnya menjabat Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora, dan Gubernur DKI Jakarta.

Berikutnya, ada Sjarnoebi Said yang memimpin PSSI pada 1982-1983. Lalu Kardono yang menjabat ketua umum pada 1983-1991. Di masa kepemimpinannya, Indonesia merebut medali emas di SEA Games 1987 dan 1991. Kardono juga merupakan presiden pertama AFF pada 1984-1994.

Dipimpin Politisi

Selanjutnya sejumlah politisi menjadi pemimpin PSSI. Mulai dari Azwar Anas menduduki kursi pemimpin PSSI selama delapan tahun, 1991-1999. Di eranya, tepatnya 1994, diselenggarakan Liga Indonesia pertama, yang merupakan penggabungan dari dua kompetisi yang sebelumnya berjalan yakni Perserikatan dan Galatama. Azwar sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Sumatera Barat, Menteri Perhubungan, dan Menko Kesra.

Lalu ada Agum Gumelar. Dia sempat menjadi Menteri Perhubungan, Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi. Setelah menjadi Ketum PSSI, Agum kembali dipercaya sebagai Menkopolkam dan Menteri Perhubungan. Agum menjabat Ketum PSSI pada 1999-2003.

Kursi Agum di PSSI diteruskan Nurdin Halid. Di era Nurdin, 2003-2011, terjadi kisruh berupa dualisme kepemimpinan. FIFA membentuk Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar. PSSI pun diambil alih, sampai akhirnya pada Kongres Luar Biasa di Solo, Juli 2011, Djohar Arifin Husin terpilih menjadi ketua umum.

Kemudian dalam Kongres Luar Biasa PSSI yang digelar di Surabaya, 18 April 2015, La Nyalla Mattalitti terpilih sebagai Ketum PSSI menggantikan Djohar. Namun, kisruh kembali terjadi. Beberapa saat usai La Nyalla terpilih menjadi Ketum PSSI, PSSI dibekukan oleh pemerintah lewat Kemenpora. Sampai pada akhirnya PSSI dikenai sanksi FIFA. Saat dibekukan, pemerintah menggelar sejumlah turnamen untuk mengisi kekosongan kompetisi.

Setelah dilakukan pelbagai komunikasi, FIFA akhirnya resmi mencabut sanksi FIFA dan kemudian Kongres Pemilihan PSSI digelar pada hari ini untuk memilih pengurus yang baru.

Daftar Ketua Umum PSSI

1. Soeratin Sosrosoegondo (1930-1940)
2. Artono Martosoewignyo (1941-1949)
3. Maladi (1950-1959)
4. Abdul Wahab Djojohadikoesoemo (1960-1964)
5. Maulwi Saelan (1964-1967)
6. Kosasih Poerwanegara (1967-1974)
7. Bardosono (1975-1977)
   Moehono (1977-1977)
8. Ali Sadikin (1977-1981)
9. Sjarnoebi Said (1982-1983)
10. Kardono (1983-1991)
11. Azwar Anas (1991-1999)
12. Agum Gumelar (1999-2003)
13. Nurdin Halid (2003-April 2011)
14. Djohar Arifin Husin (Juli 2011-2015)
15. La Nyalla Mattalitti (April 2015) - Tidak diakui pemerintah

(I. Eka Setiawan)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya