Jakarta - Perubahan regulasi terkait marquee player di Liga 1 2018 mendapat apresiasi dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi.
Pada kompetisi musim ini, PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi, tidak lagi menerapkan aturan penggunaan marquee player seperti pada Liga 1 2018.
Musim lalu, klub-klub seakan berlomba mendatangkan pemain bintang yang masuk kategori marquee player dengan merogoh kocek yang tak sedikit. Namun, tak sedikit yang terpaksa kecewa karena penampilan sang pemain tak seperti yang diharapkan.
Advertisement
Baca Juga
- Jadwal Siaran Langsung Pekan Pertama Liga 1 2018
- Panpel Siapkan 63.000 Tiket Laga Pembuka Liga 1 2018
- VIDEO: 5 Pemain Eropa yang Akan Mencuri Perhatian di Liga 1 2018
Saat bertemu Berlinton Siahaan, Direktur Utama PT LIB, di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (21/3/2018), Imam Nahrawi menyoroti sisi lain ketiadaan marquee player pada musim 2018.
"Pemerintah senang karena PT LIB akan terus melakukan perubahan-perubahan termasuk soal regulasi. Marquee player ditiadakan. Hal ini bagus untuk sepak bola Tanah Air agar bisa bicara lebih banyak lagi di kompetisi lokal," tutur Imam.
Musim lalu, regulasi marquee player menjadi sorotan. Satu di antaranya, tidak semua klub memiliki kemampuan mendatangkan pemain dalam kategori itu lantaran keterbatasan kondisi keuangan. Praktis, muncul kesenjangan.
Keberadaan pemain dengan banderol mahal itu juga dinilai tidak memberikan sumbangsih nyata pada sepak bola Indonesia karena mayoritas gagal menunjukkan performa terbaik selama berkiprah di Liga 1 2017.
Semen Padang dengan Didier Zokora dan Persib Bandung (Charlton Cole) jadi contoh klub yang kecewa dengan performa marquee player yang direkrut.
Lantaran keberadaannya dianggap tidak terlalu urgen, PSSI dan PT LIB meninjau ulang aturan marquee player ini dan memutuskan meniadakan penggunaan marquee player pada Liga 1 2018. Klub peserta juga sepakat dengan hal ini.