Liputan6.com, Manchester - Sejak ditunjuk sebagai manajer Manchester United (MU) pada 2016 lalu, Jose Mourinho membuat perubahan besar. Tak hanya pada skuat, tapi juga cara bermain MU. Berkat Mourinho, klub berjuluk Setan Merah itu kini dikenal sebagai tim yang lebih defensif.
Baca Juga
Advertisement
Mourinho memang membawa MU meraih gelar juara Liga Europa di musim lalu. Namun, Dwight Yorke menilai pria Portugal itu telah merusak filosofi sepak bola MU. Sebab, mantan klubnya itu dikenal sebagai tim yang bermain menyerang dan menghibur setiap penonton.
"Saya ingat ketika kami (MU) bertanding melawan Liverpool di kandang mereka dan kami hanya mampu mencatatkan satu tembakan ke gawang di sepanjang laga. Itu bukanlah Manchester United. Anda harus bisa membuat penonton bersorak dan mengekspresikan diri mereka," ujar Yorke di tribalfootball.
Bahkan, menurut mantan striker MU ini, para penonton pasti merasa dirugikan saat sudah membayar tiket mahal dan datang ke stadion hanya untuk menonton permainan membosankan ala Mourinho. Selain itu, taktiknya seakan hanya berharap pada salah satu pemain MU yang secara ajaib mampu mencetak gol.
Bukan Cara MU
"Jika Anda bisa selangkah di depan dan memainkan sepak bola menyerang dan Anda ingin mencetak gol, itulah diinginkan oleh orang yang mengeluarkan uang untuk menonton," ucap Yorke.
"Anda cuma bisa berharap salah satu talenta besar anda menciptakan momen keajaiban dan membuat Anda memenangkan pertandingan. MU hanya menunggu momen seperti itu dan mengamankan kemenangan 1-0."
"Itu bukanlah cara MU bermain. Menurut saya, itu hanya sekumpulan omong kosong," tandasnya.
Sumber: Bola.net
Advertisement