Mimpi Emas Asian Games 2018 Mantan Tukang Lipat Parasut

Jafro Magawanto akan mewakili Indonesia di nomor paralayang pada Asian Games 2018.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 31 Jul 2018, 15:15 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 15:15 WIB
Atlet Paralayang Jafro Megawanto - Asian Games 2018
Atlet paralayang Jafro Megawanto jadi andalan Indonesia dalam meraih medali emas di Asian Games 2018. (foto:kemenpora.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Jafro Magawanto akan mewakili Indonesia di nomor paralayang pada Asian Games 2018. Dia pun bermimpi bisa mempersembahkan emas bagi negeri tercinta.

Tak ada yang tahu, untuk menjadi atlet, Jafro harus bekerja keras. Sebelum menjadi atlet, Jafro adalah seorang tukang lipat parasut atau lazim disebut paraboy. Ketika itu, pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 18 Maret 1998 ini mengaku diupah sekitar Rp 5.000.

Hal itu pertama kali dilakukannya di usia 13 tahun. Jafro melakukannya untuk dua hal. Pertama, menambah uang saku dan membantu orangtuanya yang bukan dari golongan keluarga mampu secara finansial. Kedua, untuk mempelajari hal-hal dari olahraga paralayang.

Jafro mengaku tertarik dengan olahraga ekstrem ini sedari kecil. Maklum, rumahnya hanya berjarak 500 meter saja dari lokasi pendaratan.

Hampir setiap hari ia menyaksikan atlet-atlet paralayang melayang-layang di langit Batu, Malang, Jawa Timur. Dari situ ia mulai bermimpi bahwa suatu hari nanti ia yang bakal melayang di udara bersama parasut yang sering dilipatnya itu. Dan, Asian Games 2018 ini bisa jadi tujuannya.

Menjemput Impian

Atlet Paralayang Jafro Megawanto - Asian Games 2018
Atlet Paralayang Indonesia Jafro Megawanto akan tampil di Asian Games 2018. (https://www.instagram.com/jafromegawanto)

Setelah dua tahun menjadi paraboy, manajer tim paralayang bernama Yosi Pasha coba membujuknya untuk bergabung dalam latihan. Tentu saja tawaran itu tidak disia-siakan Jafro.

Pada usia 15 tahun, Jafro kali pertama menjajal olahraga paralayang. Hari demi hari Jafro jalani dengan sepenuh hati. Maklum, ia sedang menjemput impian untuk menjadi seorang atlet paralayang.

Sampai akhirnya ia lulus ujian lisensi dan berhak mendapatkan PL 1 junior atau semacam SIM bagi pilot paralayang. Namun, untuk menjadi atlet, lisensi PL 1 saja tak cukup. Setidaknya Jafro masih harus menjalani 40 kali terbang lagi untuk menambah jam terbang dan pengalamannya di udara.

Diminta Berhenti

Atlet Paralayang Jafro Megawanto - Asian Games 2018
Atlet Paralayang Indonesia Jafro Megawanto akan tampil di Asian Games 2018. (https://www.instagram.com/jafromegawanto)

Jarak dari rumah ke tempat latihan yang cukup jauh dilakoni Jafro menggunakan ojek. Saat itu, ia belum memiliki sepeda motor. Ongkos pulang pergi yang lumayan membuat kedua orangtua Jafro kewalahan. Mereka sempat meminta Jafro untuk berhenti latihan paralayang.

Jafro tentu sedih, tetapi ia mengerti kondisi keluarganya. Alih-alih mengubur mimpi jadi atlet paralayang, Jafro justru semakin giat berlatih. Seperti kata pepatah bahwa usaha tak akan pernah mengkhianati hasil, usaha keras Jafro diganjar berbagai medali kejuaraan.

Di level nasional, Jafro menyumbang satu emas untuk Jawa Timur dalam PON 2016 di Jawa Barat. Kemudian setahun setelahnya, ia menjadi yang terbaik dalam Kejuaraan Nasional di Wonogiri.

Pada 2017 lalu, Jafro Megawanto bertanding kali pertama di luar negeri, tepatnya dalam ajang Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC). Dalam ajang yang berlangsung di Kanda itu, ia keluar sebagai juara dua. Perlu diketahui, saat itu ia adalah pendatang baru. Sementara lawannya adalah pilot-pilot paralayang yang sudah memiliki jam terbang tinggi.

Namun, status rookie tak lantas membuatnya minder. Justru ia buktikan kepada dunia bahwa tidak ada yang tak mungkin jika terus berusaha dan memiliki tekad yang kuat. "Ya untuk kali pertama pasti ngeri. Normal. Tapi, lama-kelamaan saya menikmati penerbangan dan akhirnya asyik juga," kata Jafro saat ditanya bagaimana suasana di atas sana bersama parasut.

Medali Emas

Kini, Jafro bersama timnas paralayang Indonesia siap tampil maksimal pada Asian Games 2018. Menurut Jafro, rival terberat Indonesia bukanlah dari negara-negara lain, melainkan diri sendiri.

Maklum Indonesia memang dikenal jago dalam olahraga ekstrem ini. Bahkan, Indonesia menempati peringkat satu dunia berdasarkan penghitungan poin oleh Federation Aeronautique Internationale (FAI). Sehingga tak heran, Jafro dan atlet paralayang lainnya jadi tumpuan Indonesia untuk mendulang emas.

Jafro sudah berhenti melipat, kini ia sedang membentangkan mimpi di udara dengan olahraga paralayang. Semoga mimpi itu terus mengangkasa agar nama baik Indonesia juga ikut tinggi bersama tekad dan prestasinya. 

Sumber: kemenpora.go.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya