Asian Games: Demi Beli Papan Skateboard, Ayah Bunga Nyimas Sisihkan Uang Belanja

Bunga Nyimas jadi peraih medali termuda Asian Games 2018.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 07 Sep 2018, 20:10 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2018, 20:10 WIB
Gaya Skater Nyimas Bunga Peraih Medali Asian Games 2018
Skateboarder Indonesia Nyimas Bunga menunjukkan keterampilannya bermain skateboard saat berkunjung ke kantor KLY, Jakarta, Jumat (7/9). Gadis 12 tahun ini merupakan peraih medali perunggu di ajang Asian Games 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bunga Nyimas Cinta berhasil meraih perunggu di Asian Games 2018. Tak pelak di usianya yang baru 12 tahun, Bunga pun jadi sorotan. Ya, ia dinobatkan sebagai peraih medali termuda di multiajang empat tahunan tersebut.

Meski tak diunggulkan, Nyimas mampu menyumbangkan medali perunggu pada nomor street putri Asian Games 2018. Saat berlomba di JSC Skateboards Stadium, 29 Agustus 2018, ia mendapatkan skor 19,8 di bawah Kaya Isa asal Jepang (perak) dan Margielyn Didal asal Filipina (emas).

Didiet Priyo, ayahnya, bercerita momen pertama kali saat Bunga menyatakan keinginannya untuk jadi pemain skateboard. Menurut Didiet, pertama kali Bunga mulai aktif bermain skateboard saat usianya 8 tahun.

"Dari umur 8 tahun sudah rutin latihan seminggu sekali, seminggu dua kali. Yang milih dia sendiri untuk main skateboard. Melihat video-video Rodney Mullen. Saya sendiri sudah memperlihatkan video-video kecelakaan fatal akibat main skateboard, eh dia malah tertawa," kata Didiet saat hadir di KLY Lounge, Jumat (7/8/2018).

 

Skateboard Pertama

Gaya Skater Nyimas Bunga Peraih Medali Asian Games 2018
Skateboarder Indonesia Nyimas Bunga menunjukkan keterampilannya bermain skateboard saat berkunjung ke kantor KLY, Jakarta, Jumat (7/9). Gadis 12 tahun ini merupakan peraih medali perunggu di ajang Asian Games 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Awalnya Didiet ikut heran dengan keinginan Bunga jadi pemain skateboard profesional. Namun, sebagai orangtua, ia tak ingin memaksakan kehendak putrinya. Pada akhirnya, ia pun memfasilitasinya dengan membelinya papan skate.

"Jadi untuk beli papan pertama itu menyisihkan uang belanja. Dan salah beli juga karena tidak sesuai standar skate shop. Belinya di toserba. Nyari murah, malah bahaya. Saat menyisihkan uang, istri sampai berantem. Tapi tidak lama dapat endorse dari produk papan.

Tentu, kini Didiet bisa bangga dengan perjuangannya. Dari menyisihkan uang belanja harian, ia kini bisa melihat putrinya menorehkan prestasi yang menghasilkan bonus Rp 250 juta dari pemerintah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya