Ini Alasan Bintang MU Ogah Pakai Simbol Poppy

Salah satu penggawa MU tidak mau memakai simbol poppy.

oleh Thomas diperbarui 06 Nov 2018, 10:38 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 10:38 WIB
Manchester United, Chelsea, Piala FA 2018
Gelandang Manchester United, Nemanja Matic, tampak kecewa usai dikalahkan Chelsea pada laga final Piala FA 2017-2018 di Stadion Wembley, Sabtu (19/5/2018). Chelsea menang 1-0 atas Manchester United. (AFP/Ian Kington)

Liputan6.com, Manchester- Gelandang Manchester United (MU), Nemanja Matic, membuat kontroversi kecil dengan menolak menggunakan simbol Poppy di seragamnya. Tetapi, pemain asal Serbia itu memiliki alasan yang jelas atas sikapnya yang mengundang sorotan itu.

Sebagai informasi, simbol Poppy merupakan sebuah tradisi untuk memperingati para tentara yang meninggal pada perang dunia lalu. Poppy merupakan bunga berwarna merah yang tumbuh di medan perang setelah Perang Dunia Pertama berakhir. 

Penggunaan Poppy ini sendiri tidak hanya terbatas pada Inggris saja. Beberapa negara juga menggunakan simbol tersebut untuk memperingati para veteran perang yang tumbang di medan perang, seperti Kanada, Australia, hingga Republik Irlandia.

Pada hari Minggu (4/11), hampir seluruh pemain di Liga Inggris menggunakan simbol itu di seragam mereka. Namun, pandangan mengarah ke Matic yang memutuskan untuk tidak lagi menggunakannya pada musim-musim sebelumnya.

Melalui media sosial Instagram, ia mencoba menjelaskan alasan dibalik keputusannya tersebut. Ia tidak menggunakan simbol Poppy untuk mengenang serangan NATO yang mengarah ke negaranya di tahun 1999 lalu.

 

  

Tak Berniat Menyinggung

Liga Champions, Manchester United, Sevilla
Gelandang Manchester United, Nemanja Matic, tampak kecewa usai disingkirkan Sevilla dari Liga Champions di Stadion Old Trafford, Selasa (13/3/2018). Manchester United takluk 1-2 dari Sevilla. (AP/Dave Thompson)

 

"Meskipun saya melakukanya sebelumnya, sekarang saya merasa tidak tepat untuk mengenakan poppy di seragam saya. Saya paham betul mengapa orang mengenakan poppy, saya sangat menghormati hak setiap orang yang melakukannya. Dan saya punya rasa simpati untuk semuanya yang kehilangan orang tercinta karena konflik," tulis Matic di Instagram, dikutip dari CNN.

"Namun, bagi saya, itu adalah pengingat serangan yang saya rasakan sebagai anak muda berumur 12 tahun yang hidup di Vrelo dengan ketakutan karena negara saya dihancurkan oleh pengeboman di Serbia tahun 1999," lanjutnya.

 Sumber Bola.net

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya