Hanya 25 Orang, Wasit Rawan Kelelahan Hadapi Kompetisi 2019

PSSI melakukan evaluasi wasit setiap dua pekan. Dalam proses itu, Efraim Ferdinand menjelaskan, PSSI tidak hanya melihat kesalahan yang terjadi.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 03 Jul 2019, 06:40 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2019, 06:40 WIB
FOTO: Suasana Kemeriahan Peluncuran Shopee Liga 1 Indonesia 2019
Perwakilan wasit berpose saat Peluncuran Shopee Liga 1 di SCTV Tower, Jakarta, Senin (13/5). Sebanyak 18 klub akan bertanding pada Liga 1 mulai tanggal 15 Mei. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Plt Kepala Departemen Wasit PSSI Efraim Ferdinand menilai banyaknya protes terhadap kinerja korps berbaju hitam tidak bisa dijadikan acuan rendahnya kualitas pengadil pertandingan.

"Kalau hanya pekan ini, maka tidak bisa dijadikan penilaian. Sebab pada beberapa pekan sebelumnya tidak ada protes,"’ kata Efraim Ferdinand.

Dia melanjutkan, PSSI fokus ke pembenahan wasit pada kompetisi tahun ini. Untuk itu, mereka menyeleksi ketat mereka yang layak menjalankan tugas.

Risikonya, stok korps berbaju hitam tidak banyak. Kondisi ini bakal berpengaruh karena kompetisi tahun ini sudah berlangsung sejak Januari. Pengadil laga pun rawan kelelahan.

"Yang daftar awalnya 50 kami tekan jadi 25. Itu yang layak, sudah standar kami. Karena kalau tidak lulus, tidak kami panggil," ucapnya.

"Mulai Piala Indonesia, Piala Presiden, sampai Liga 1. Jadi, ya, kami pasti akan melakukan evaluasi. Tapi, faktor yang dilihat banyak," sambung Efraim Ferdinand.

PSSI melakukan evaluasi wasit setiap dua pekan. Dalam proses itu, Efraim Ferdinand menjelaskan, PSSI tidak hanya melihat kesalahan yang terjadi.

"Selain mendengar penjelasan dari yang bersangkutan, kami akan melihat rekaman pertandingan. Kesalahannya di mana, kondisi wasit saat itu bagaimana, fisiknya bagaimana. Jadi, intinya, tidak bisa satu kesalahan jadi patokan," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sorotan Teranyar

Shopee Liga 1 Logo
Shopee Liga 1. (Bola.com/Adreanus Titus)

Wasit kembali jadi sorotan menyusul kinerja Annas Apriliandi dan Dodi Setia dalam sepekan terakhir. Annas Apriliandi dinilai tidak bekerja baik ketika memimpin pertandingan PSIS Semarang melawan Barito Putera di Shopee Liga 1.

Dia membatalkan keputusan penalti untuk tuan rumah di menit ke-90+3. Padahal, awalnya, wasit asal Jawa Barat tersebut menunjuk titik putih. Annas Apriliandi merevisi kebijakan menjadi tendangan ebbas usai berdiskusi dengan asisten.

Sementara Dodi Setia mendapat protes usai memimpin duel Persebaya Surabaya dan Madura United pada leg kedua perempat final Piala Indonesia.

"Kami optimistis protesnya akan ditanggapi. Nanti pasti ada tim penilai kinerja wasit di laga itu,’" ujar Manajer PSIS Setyo Agung Nugroho.

 

Untuk mengetahui berita-berita menarik lainnya klik JawaPos.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya