Suarez Akui Ada Motivasi Uang di Balik Kepindahannya ke City

Awal musim panas ini, Suarez kembali ke Celta, tempat ia tampil secara teratur untuk klub. Ia pernah menghabiskan dua tahun di Manchester City.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 26 Sep 2019, 17:25 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 17:25 WIB
Barcelona, Celta Vigo, La Liga
Mantan gelandang Barcelona, Denis Suarez. (AFP/Miguel Riopa)

Liputan6.com, Manchester - Denis Suarez sudah resmi dipulangkan Barcelona ke klub asalnya, Celta Vigo, pada bursa transfer musim panas ini. Sebelumnya, Suarez sempat dipinjamkan ke klub Liga Inggris,Arsenal.

Namun, Suarez tidak menikmati masa pinjamannya di Arsenal dan bermain kurang dari 100 menit dalam enam penampilan di Liga Premier dan Liga Eropa.

Bagi Suarez, waktunya bersama The Gunners bukan musim pertamanya di Inggris. Ia pernah menghabiskan dua tahun di Manchester City antara 2011 dan 2013.

Klub juara Liga Premier itu, merekrutnya dari Celta Vigo. Tapi, penampilannya di Etihad pun sangat terbatas pada kompetisi tertentu.

Awal musim panas ini, gelandang itu kembali ke Celta. Di klub ini, Suarez bisa tampil secara teratur untuk klub.

Langkah Penting

Denis Suarez
Denis Suarez sempat memperkuat Arsenal. (AFP/Glyn Kirk)

Kepada surat kabar Spanyol AS, Suarez menjelaskan mengapa ia meninggalkan Vigo pada 2011. "Keputusan pertama saya adalah tetap di sini di tim utama, tetapi Celta tidakmempertimbangkan opsi itu."

“Kemudian saya pergi ke Manchester City karena itu merupakan langkah penting bagi saya, itu adalah investasi penting bagi klub, yang pada saat itu membutuhkan uang. Kontrak[ditawarkan kepada saya] pada waktu itu kehidupan keluarga saya telah ditentukan," kata Suarez.

Hidup Jadi Berbeda

Meskipun saat itu Suarez tidak tampil secara teratur untuk City, dia menikmati tahun pertamanya di Inggris.

"Awalnya itu baik-baik saja. Saya sampai di sana dan saya pergi di tim pertama ke Amerika Serikat, saya baik-baik saja, ”Suárez menjelaskan.

“Hidup sedikit berbeda, itu membuat orangtua saya lebih mahal karena mereka tidak berbicara bahasa Inggris dan mereka kesulitan mempelajarinya. Tahun kedua adalah tahunyang panjang."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya