Naples- Tanpa suporter, sebuah klub bukanlah apa-apa. Situasi ini tengah dihadapi Napoli yang mulai kehilangan antusiasme dari para suporter karena kekecewaan yang teramat sangat terhadap manajemen klub.
Performa buruk sebetulnya bukan sesuatu yang substansial buat suporter Napoli, terutama ultrasnya. Agaknya, kesetiaan mereka tak perlu dipertanyakan lagi dalam mendukung pada naik dan jatuhnya perjalanan tim.
Bukan krisis performa yang membuat suporter Napoli kecewa. Persoalan yang menimpa klub Neapolitan itu sangat rumit.
Advertisement
Semuanya dimulai saat Carlo Ancelotti dianggap tidak mengindahkan instruksi sang Presiden Klub, Aurelio de Laurentiis. Suporter menilai apa yang dilakukan staf pelatih ketika itu sebagai penghinaan kepada Laurentiis.
Suporter tidak serta merta mengosongkan stadion tiap kali Kalidou Koulibaly bermain. Mereka memberikan tekanan mental selama sebulan lebih kepada para pemain, hingga puncaknya Ancelotti dipecat dari kursi kepelatihan.
Hal tersebut tak lantas mengembalikan kepercayaan suporter. Mereka tetap enggan hadir memberikan dukungan. Manajemen klub kalang kabut dibuatnya.
Alih-alih 'mbombongi' suporter, manajemen klub malah memasang 190 CCTV di Stadion San Paolo. Itu dilakukan untuk mencari siapa biang kerusuhan, terutama dari tribune Ultras, untuk kemudian memberikan sanksi.
Edoardo Cosenza, suporter loyal yang telah bertahun-tahun mendukung Napoli ditangkap dan diberikan sanksi. Dia adalah seorang insinyur yang bahkan tidak duduk di trubune Ultras, sebab dirinya bukanlah Ultras.
"Memberikan sanksi kepada seorang insinyur yang tengah duduk dengan teman-temannya di area kosong di stadion? Kalau begini caranya, ini akan menjadi musim terakhir saya menyaksikan Napoli di San Paolo," tulisnya di media sosial.
Bukannya memperbaiki keadaan, Napoli malah terus mendapat kecaman. Banyak kelompok suporter Napoli yang melakukan protes.
"Kalau Anda terus menerapkan sanksi ekstrem yang tidak sama sekali memberikan motivasi kepada kami, Stadion San Paolo akan tetap sepi dan Anda akan terus kalah," kata perwakilan suporter disadur dari AS.
Â
Gennaro Gattuso Bisa Kembalikan Auman Suporter di San Paolo?
Manajemen klub Napoli mungkin tak sekadar memikirkan hal strategis ketika menunjuk Gennaro Gattuso. Lebih jauh, Gattuso diharapkan membuat atmosfer klub 'lebih dingin'.
Stadion San Paolo diisi tak sampai setengahnya lebih dari sebulan. Paling parah, laga melawan Genoa, Bologna, Genk, dan Parma.
Saat itu, Stadion San Paolo hanya disaksikan oleh 7.000 pasang mata. Sebagian besar adalah pendukung lawan.
Jika situasi tidak bisa dibenahi, bukan tidak mungkin, nama besar Barcelona yang akan datang berkunjung ke stadion tersebut juga urung memberikan efek. Napoli akan berhadapan dengan raksasa La Liga itu tanpa dukungan suporternya.
Kedua tim akan berhadapan pada 25 Februari mendatang pada babak 16 besar Liga Champions.
Diolah dari berbagai sumber
Disadur dari Bola.com (Penulis Gregah Nurikhsani/Editor Benediktus Gerendo, Published 30/12/2019)
Advertisement